BANTENRAYA.COM – Film animasi Merah Putih One For All belakangan terakhir menuai kritikan tajam dari publik.
Lantaran, kualitas film animasi Merah Putih One For All dinilai tidak sebanding dengan anggaran yang dikeluarkan.
Digadang-gadang, film animasi Merah Putih One For All menggelontorkan dana sebesar Rp6,7 miliar.
Baca Juga: Belum Move On dari Bitch X Rich Season 2? Simak Daftar Rekomendasi Drakor yang Wajib Ditonton
Selain kualitas, beberapa asset karakter dalam film yang bakal tayang 14 Agustus 2025 itu ditemukan beli di sebuah marketplace.
Kritikan publik terhadap film yang diklaim sebagai animasi pertama yang mengangkat nasionalisme itu berbuntut panjang.
Terlebih, proses dubbing yang dilakukan oleh tim di balik layar film tersebut menuai sorotan.
Baca Juga: Upaya Genjot PAD, 13 Bidang Tanah Milik Pemkot Cilegon Bakal Dibisniskan
Dari unggahan yang dibagikan ulang oleh akun X (sebelumnya Twitter) @GoodRecom, latar rekaman menuai sorotan.
Bukan studio yang kedap suara yang digunakan melainkan hanya sebuah kamar yang sangat bising.
Bahkan, tim pengisi suara atau dubber kena sentil voice actor profesional yang dinilai kurang.
Baca Juga: Royalti Musik Bikin Beban Baru Perhotelan Ditengah Okupansi yang Lesu
“Ka, tobat plis, kakak nyepelein kami yg profesi aslinya sbagai pengisi suara,” ungkap akun Instagram @disuarai
“Mbaaak @neka_kharisma, mic sampean madepe salah kudune tegak,” ungkap akun @nadialestari.voice
“Suara masuk dr depan yg ada tulisan ‘Audio Technica’, bukan dari ubun-ubun micnya kek gitu,” jelasnya.
Baca Juga: Dewan Soroti Trayek Angkot di Kota Cilegon yang Semrawut, Walikota Diminta Terbitkan Perwal
“Plis mbaaak, jadi Voice Actor iku ga gampang, ga iso asal comot talent kaya gini. Jangan mendzolimi profesi kami,” pungkasnya.***