BANTENRAYA.COM – Pihak Rumah Sakit atau RS Hermina Ciruas angkat bicara terkait meninggalnya Umar Ayyasy (3) asal Desa Singarajan, Kecamatan Pontong yang viral di media sosial karena disebut ditolak pihak rumah sakit.
Selain itu pihak RS Hermina juga memastikan telah memberikan pelayanan sesaui dengan prosedur yang berlaku.
Wakil Direktur RS Hermina Ciruas Anita Kusuma Dewi mengaku sudah berkunjung ke kediaman almarhum Umar untuk takziyah dan menyampaikan duka cita.
Libur Panjang Okupansi Hotel di Anyer-Cinangka Penuh, Semua Full Dipesan
“Kami sudah ke rumah duka sekaligus ber takziyah,” ujar Dewi kepada media, Minggu 7 September 2025.
Pihak rumah sakit menyampaikan permintaan maaf jika ada pelayanan yang dinilai keluarga pasien kurang dan siap untuk evaluasi jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki.
Baik oleh pemerintah maupun dari pihak manapun dari pihak lain. “Kami siap untuk dievaluasi untuk pelayanan terbaik buat masyarakat Serang dan sekitarnya,” katanya.
Kronologi Kasus Umar Versi RS Hermina
Adapun terkait kejadian yang dialami Umar, Anita menceritakan, pasien pertama kali datang ke RS Hermina Ciruas pada 26 Agustus 2025 dengan keluhan penyakit infeksi paru-paru, diare, gangguan tumbuh kembang dengan status gizi buruk.
Namun setelah dilakukan perawatan di rumah sakit dari 26 Agustus sampai 1 September, untuk infeksi akutnya sudah tertangani dan sudah sembuh, sehingga pasien diperbolehkan untuk pulang.
Sedangkan untuk penyakit gizi buruknya diperlukan tahapan lebih lanjut karena tidak langsung sembuh jangka waktu sehari dua hari.
“Karena infeksi akutnya sudah tertangani pihak dokter menganjurkan untuk memasang selang NGT (nasogatric tube) supaya nutrisi, makanan, dan obat bisa masuk lewat NGT, maka selang NGT tetap terpasang untuk proses pengobatan gizi buruknya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Anita menuturkan, perawat dan dokter juga telah mengedukasi orangtunya terkait dengan pemberian nutrisi, makanan, dan obat kepada pasien. “Kami tidak dalam posisi membela diri tapi kami ingin menjelaskan hal yang terjadi sesuai fakta,” tuturnya.
Kemudian, pada tanggal 2 Setember 2025 sekitar pukul 21.50 WIB, pasien dengan diantar bidan dan orang tuanya datang lagi ke RS Hermina dengan keluhan demam, oleh tim medis langsung dilayani dengan memberikan obat lewat dubur dan mengganti selang NGT dengan yang baru karena bergeser.
“Kondisi pasien memang saturasinya bagus, saat itu kami jelaskan ke bidan dan keluarganya kalau kondisi ruangan dan IGD penuh, maka kami anjurkan untuk menunggu di IGD sambil pasien kami evaluasi dan observasi,” ungkapnya.
“Tapi pihak keluarga sendiri yang ingin langsung dibawa ke RSUD Banten. Jadi intinya kami tidak pernah menolak pasien BPJS,” paparnya.
RS Hermina sendiri hanya memiliki 245 tempat tidur dan berdasarkan catatan rekam medis dalam sehari pasien yang datang antara 50 sampai 60 orang.
Namun pasien yang keluar setelah menjalani perawatan tidak berbarengan tergantung jenis penyakit dan lamanya perawatan dan beberapa bulan terakhir tempat tidur selalu penuh.
“Prinsipnya kami akan terus menjaga mutu pelayanan kami, kita ada program service excellence, dimana dari manajemen memantau langsung petugas agar memberikan layanan sesuai ketentuan,” katanya.
Sementara itu, pada Sabtu 6 September 2025, Wakil Bupati Serang Muhammad Najib Hamas melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RS Hermina Ciruas setelah meninggalnya Umar Ayyasy ramai di media sosial.
Akan tetapi, saat sidak itu manajemen RS Hermina Ciruas sedang tidak ada ditempat sehingga tidak ketemu.
“Manajemennya lagi tidak ada di tempat, tapi segera mungkin kita minta ketemu untuk meminta klarifikasi terkait kronologisnya,” kata Najib.***