BANTENRAYA.COM – Pemkab Lebak memberikan pendampingan psikolog terhadap para siswa di SMAN 1 Cimarga.
Hal tersebut dilakukan lantaran kondisi mental mereka terganggu usai terus menerus dipojokan oleh warganet di media sosial.
Para siswa SMAN 1 Cimarga mendapatkan respons negatif usai melaksanakan aksi mogok sekolah pada 13-14 Oktober 2025.
BACA JUGA: Harta Kekayaan Wakil Walikota Cilegon Fajar Hadi Prabowo, 4 Kali Lipat Lebih Tajir dari Walikotanya
Diketahui, aksi mogok tersebut bermula dari dugaan kekerasan yang dilakukan sang kepala sekolah Dini Pitria lantaran memergoki peserta didiknya berinisial ILP merokok di lingkungan sekolah, Jumat 10 Oktober 2025.
Selain aksi mogok sekolah, orang tua ILP melaporkan Dini ke Polres Lebak. Untuk meredam situasi, Gubernur Banten Andra Soni mengambil langkah untuk menonaktifkan Dini sebagai kepala sekolah.
Atas rangkaian kejadian tersebut, netizen ramai-ramai membela sang kepala sekolah dan menyudutkan ILP, orang tua ILP dan para siswa yang ikut mogok sekolah.
BACA JUGA: Stasiun Rangkasbitung Diprediksi Selesai Sebelum Nataru, Siap Tampung 83 Ribu Penumpang
Meski demikian, Andra akhirnya mempertemukan ILP dan Dini di Kantor Gubernur Banten hingga kesepakatan damai tercipta, Rabu 15 Oktober 2025.
Selang sehari Sekda Banten Deden Apriandhi memfasilitasi pertemuan Dini dengan ornag tua ILP, Tri Indah Alesti di SMAN 1 Cimarga, Kamis 16 Oktober 2025.
Walau perdamaian sudah terjalin dan laporan ke Polres Lebak sudah dicabut namun ILP dan para siswa masih terus dipojokkan warganet.
Bahkan ada sejumlah pengguna media sosial yang mengaku sebagai HRD perusahaan menegaskan akan mem-blacklist lulusan sekolah tersebut untuk 3 tahun ke depan.















