BANTENRAYA.COM – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ratu Tani berencana menambah lahan untuk penanaman Indeks Penanaman (IP) padi 400 seluas 10 hektare di Desa Kebonratu Kecamatan Lebakwangi.
Saat ini penanaman IP padi 400 sudah dilakukan di lahan seluas 10 hektare dan dikembangkan oleh empat orang petani.
Ketua Gapoktan Ratu Tani Nurul Ulum mengatakan, program penanaman IP padi 400 masih minim lantaran banyak para petani masih menanam padi dengan cara tradisional.
Baca Juga: Ada Proses Panjang dan Melelahkan Di Balik Nikmatnya Kolang-kaling yang Kenyal saat Ramadan
“Kita juga akan mencoba merubah kebiasaan karena penanaman IP padi 400 ini dilakukan tanpa jeda dan bisa panen empat kali dalam setahun. Program ini untuk percepatan tanam dan menambah hasil panen ketika lahan semakin berkurang,” ujarnya saat ditemui di Desa Kebonratu, Kecamatan Lebakwangi, Minggu (23/2).
Ia menjelaskan, untuk mengambangkan IP padi 400 pihaknya melakukan kerjasama dengan PT Maxitani dan PT Agritani yang membantu dalam penyuplaian alat dan pestisida.
“Bibit sudah tersedia dan kami bekerja sama dengan PT maxitani mereka punya alat-alat beratnya, dan ada PT Agritani yang menyuplai pestisida. Perhektare kita bayar Rp11 juta untuk menyewa peralatan dan kebutuhan petani,” katanya.
Baca Juga: Wisuda Tahfidz SDT Al-Qudwah Penuh Khidmat, 91 Siswa Selesaikan Hafalan Juz 26-30
Meski bayar Rp11 juta pihaknya masih mendapatkan keuntungan sekitar 20 juta lebih dalam satu hektare pada saat tiap kali panen.
“Harga segitu kita sudah terima bersih dari mulai bajak, tanam, dan perawatan, kita hanya mengawasi dan mengamati ketika ada serangan-serangan maka kita langsung koordinasi. Dengan asumsi 6 ton per hektar dikali Rp6.500 hasilnya Rp36 juta, dikurangi biaya produksi 11 juta dan masih ada 28 juta dan bisa empat kali panen,” jelasnya.
Ia optimis bisa mengembangkan IP padi 400 meski masih banyak para petani yang belum paham karena diperlukan teknologi yang lebih modern.
“Ketika ada kemauan pasti ada jalan dan ketika ada dukungan dari pihak lain atau yang punya pemangku kebijakan kita pasti bisa melaksanakan. Kalau manual saya rasa sangat mustahil untuk mengembangkan IP 400 karena 10 hari sebelum panen kita sudah punya stok untuk penyemaian,” paparnya.
Untuk tahun 2025 ini pihaknya berencana menambah lahan padi IP400 dari 10 hektare menjadi 20 hektare dengan melibatkan seluruh kelompok tani.
“Sekarang sudah ada 4 orang dalam lahan 10 hektar yang sudah menerapkan IP 400 dari total 265 hektare, tapi perlahan kita merubah kebiasaan walaupun sangat susah dan tergantung ketersediaan peralatan dari PT Maxitani dan Agritani,” tuturnya.***