BANTENRAYA.COM – Dunia pendidikan di Kabupaten Serang menyimpan sebuah ironi khususnya bagi guru swasta.
Disatu sisi, pemerintah selalu berbicara tentang kemajuan pendidikan, kualitas generasi, serta cita-cita luhur mencerdaskan bangsa.
Namun di sisi lain, masih ada ribuan guru swasta yang bertahan dengan kesejahteraan minim, tanpa jaminan masa depan, bahkan sering diperlakukan seolah hanya pelengkap dari sistem pendidikan.
Baca Juga: Tinjau Stadion Maulana Yusuf, Ratu Tisha Ikut Turun Tangan Bantu Penataan Stadion MY
Agus Carenang, aktivis pendidikan Kabupaten Serang yang juga guru swasta menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas kondisi tersebut.
“Kalau mau jujur guru swasta di Kabupaten Serang sampai hari ini belum bahagia. Mereka mengajar penuh dedikasi, tetapi hidup mereka masih jauh dari kata layak,” ujarnya, Kamis 28 Agustus 2025.
Ia menegaskan, peran guru swasta tidak bisa dianggap remeh, karena di daerah-daerah pelosok sekolah swasta menjadi satu-satunya tempat belajar anak-anak di desa.
Baca Juga: Bawa Sound Horeg, Ribuan Buruh Banten Geruduk KP3B Tuntut Kenaikan PTKP
Tidak hanya itu, para guru swasta rela bekerja dengan honor yang minim, untuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan pendidikan yang layak.
“Kalau tidak ada guru swasta, bisa jadi ribuan anak di pelosok Kabupaten Serang yang tidak bisa sekolah. Mereka ini adalah penjaga pendidikan, benteng terakhir agar anak bangsa tidak buta huruf,” katanya.
Namun sayangnya, lanjut Agus, para guru yang telah berjasa tersebut dibiarkan berjuang sendiri, seringkali mereka harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka.
Baca Juga: Bapeten Temukan Enam Titik Radioaktif Cesium-137 di Kawasan Industri Moderen Cikande
“Teman-teman ada yang sambil jualan, bekerja serabutan, bahkan tidak sedikit yang masih bergantung pada belas kasih wali murid.bApakah pantas pahlawan tanpa tanda jasa ini hidup dalam kondisi seperti itu?,” tanyanya.
Agus menuturkan, kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan terus menerus mengingat para guru swasta telah memberikan dukungan penuh pada Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah dan Wakilnya Najib Hamas saat Pilkada lalu.
“Lebih dari 95 persen guru dan kepala sekolah swasta berdiri di belakang Bu Zakiyah. Mereka percaya, dengan memilih beliau, akan ada perubahan nyata untuk kesejahteraan guru swasta,” tuturnya.
Baca Juga: Tayang Hari Ini! Cek Sinopsis dan Pengisi Suara Film Animasi Panji Tengkorak
Namun yang terjadi, kata Agus, smapai saat ini para guru swasta belum merasakan kebahagiaan dan masih terus menunggu dan berharap kebahagiaan yang belum kunjung datang.
Masih kata Agus, hal ini bukan sekadar masalah politik, melainkan soal moral dan amanah. Pasalnya, dukungan besar dari guru swasta harus dibalas dengan perhatian nyata, bukan sekadar janji.
“Jangan sampai dukungan tulus yang dulu diberikan dianggap angin lalu. Sebab kekecewaan guru swasta bukan hanya kekecewaan individu, tapi juga kekecewaan masyarakat luas yang menitipkan anak-anaknya kepada mereka,” paparnya.
Terkait rencana aksi yang akan digelar 1 September 2025 di depan pendopo Bupati Serang tersebut sebagai bukti nyata bahwa kesabaran mereka sudah sampai di ujung batas dan harus menjadi alarm pemerintah daerah.
“Guru swasta adalah orang-orang sabar. Mereka sudah terbiasa hidup pas-pasan. Tapi kalau sampai mereka bersepakat turun ke jalan, itu artinya jeritan mereka sudah terlalu lama diabaikan. Jangan salahkan guru kalau nanti ribuan orang memenuhi jalanan,” katanya.
Ia menegaskan, pendidikan tidak boleh dibedakan berdasarkan status negeri atau swasta. Semua guru adalah pejuang dan semua guru adalah pengabdi ilmu.
Baca Juga: Jadi Temuan BPK, Pemkot Cilegon Telusuri 183 Jalan Yang Statusnya Tak Jelas
“Guru negeri sangat bahagia karena memikiki tunjangan dan jaminan, sementara guru swasta dibiarkan merana. Ini bentuk diskriminasi. Anak yang diajar guru negeri dan guru swasta sama-sama anak bangsa,” terangnya.
Ia mengatkan Bupati Serang bahwa suara guru adalah suara rakyat yang tidak boleh dikhianati dan kebahagiaan guru swasta ada di tangan pemerintah daerah.
“Kami berharap berikan guru swasta perhatian, wujudkan tunjangan yang layak, dan buktikan bahwa Ibu Zakiyah adalah pemimpin yang benar-benar peduli. Karena kebahagiaan guru adalah kebahagiaan murid-muridnya,” tuturnya.
Baca Juga: Baru 25 Unit yang Beroperasi, Kopdes Merah Putih di Kabupaten Serang Hanya Jualan Minyak Goreng
Ia tidak ingin para guru swasta kecewa karena aspirasinya diabaikan. “Jangan tunggu jalanan dipenuhi guru swasta yang demo. Bertindaklah sekarang, demi kebahagiaan mereka, demi kemajuan pendidikan Kabupaten Serang,” pungkasnya.***