Senin, 8 Desember 2025
Banten Raya
  • Daerah
  • NasionalNew
  • Pendidikan
  • Opini
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi
  • Hukum & Kriminal
No Result
View All Result
Banten Raya
  • Daerah
  • NasionalNew
  • Pendidikan
  • Opini
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi
  • Hukum & Kriminal
Senin, 8 Desember 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Banten Raya
  • Daerah
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Opini
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi
  • Hukum & Kriminal

Dari Tragedi Sengkon dan Karta: Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Indonesia

Kisah Sengkon dan Karta: Inspirasi untuk Bicara Petani

Administrator Oleh: Administrator
30 September 2025 | 13:03
opini

Penulis dan peneliti yang bergabung di Filantropi kesehatan PKMK FKKMK UGM dan Filantropi Indonesia, Novita Sari Yahya. (Dokumen Pribadi)

Bagikan Ke WhatsAppBagikan Ke FacebookBagikan Ke TwitterBagikan Ke Telegram

Kisah Sengkon dan Karta menjadi inspirasi bagi saya menuliskan cerita ini.

Dua petani miskin asal Desa Bojongsari, Bekasi, dituduh melakukan perampokan dan pembunuhan pada 1974.

Meski bersikeras tidak bersalah, aparat memaksa keduanya mengaku dengan kekerasan.

Pada 1977, Sengkon divonis 12 tahun penjara dan Karta 7 tahun.

Kebenaran baru terungkap setelah seorang narapidana lain, Gunel, mengaku sebagai pelaku sebenarnya.

Tragedi ini mencatat sejarah kelam: petani kecil yang miskin bisa dengan mudah terpinggirkan, bahkan menjadi korban salah tangkap.

Tempo menyebut kasus ini sebagai tonggak lahirnya mekanisme Peninjauan Kembali atau PK dalam sistem hukum Indonesia.

Narasi ini menunjukkan bahwa petani bukan hanya menghadapi kesulitan ekonomi, tetapi juga kerentanan sosial dan hukum.

BACA JUGA: Traktor Bantuan Kementan di Kabupaten Serang Hilang, Pompa Air Petani Juga Banyak yang Raib

Indonesia: Negara Agraris, tapi Bergantung Impor

Indonesia kerap digambarkan sebagai negara agraris dengan tanah yang subur.

Namun, data impor pangan justru memperlihatkan hal sebaliknya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor beras pada semester I 2025 mencapai US$90,75 juta, sementara ekspor hanya US$172.837.

Ketergantungan impor ini paradoksal.

Negeri yang mestinya mampu memenuhi kebutuhan pangan justru bergantung pada pasokan luar.

Kondisi ini mengancam kedaulatan pangan sekaligus melemahkan posisi petani dalam negeri.

BACA JUGA: Gerbong Khusus Pedagang dan Petani Tiba di Stasiun Rangkasbitung, Segera Diujicoba

Orde Baru dan Hilangnya Generasi Petani

Sejak Orde Baru, pembangunan lebih condong ke industrialisasi.

Migrasi besar-besaran dari desa ke kota untuk menjadi buruh pabrik mempercepat hilangnya generasi petani.

Lahan pertanian menyempit akibat alih fungsi untuk industri dan perumahan.

Akibatnya, anak-anak petani enggan melanjutkan profesi orang tuanya.

Berita media kerap menyoroti kisah anak petani yang sukses keluar dari desa—bukan sebagai petani, melainkan pegawai negeri, birokrat, atau pekerja kantoran.

Bahkan lulusan pertanian pun lebih memilih bekerja di bank atau sektor formal ketimbang membuka usaha tani.

Seperti kata Tan Malaka dalam Madilog:

“Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.”

BACA JUGA: 8 Pompa Air Bantuan untuk Petani di Serang Raib Digondol Pencuri, Pemkab Rugi Rp120 Juta

Potret Kemiskinan dan Pendidikan Petani

Data menunjukkan, pada Maret 2024, 47,94 persen penduduk miskin ekstrem bekerja di sektor pertanian. Pendidikan pun masih rendah: 60,72 persen hanya lulusan SD ke bawah, sedangkan yang menamatkan SMP ke atas hanya 39,28%.

Rendahnya pendidikan berdampak pada terbatasnya akses teknologi, informasi, dan manajemen usaha tani.

Petani gurem yang hanya menggarap lahan kecil hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, itupun dengan akses pupuk, bibit, dan modal yang terbatas.

Alih Fungsi Lahan: Ancaman Nyata

Alih fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian terus berlangsung.

Data resmi menunjukkan:

Setiap tahun, 100.000–150.000 hektare sawah hilang.

Di Jawa Tengah, 2019–2024, sawah berkurang 62.000 hektare.

Secara nasional, luas sawah menyusut dari 8,1 juta hektare (2015) menjadi 7,38 juta hektare (2024).

Pemerintah memang menetapkan Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), termasuk tambahan 2,7 juta hektare LSD pada 2025.

Namun, implementasi di lapangan menghadapi tekanan pembangunan industri dan perumahan.

BACA JUGA: Mahasiswa Unsera Ciptakan Alat Bantu Bagi Petani, Bisa Deteksi Heat Stroke

Jejak Sejarah: Partai Parindra dan Petani di Jambi

Ketika kakek saya, dr. Sagaf Yahya, mendirikan Partai Parindra di Jambi tahun 1935, kesejahteraan petani menjadi salah satu fokus perjuangan.

Sebagian besar kadernya adalah petani, buruh, dan pemuda.

Sistem kaderisasi Parindra saat itu menjadi salah satu yang terbaik di daerah.

Sejarah ini menunjukkan bahwa petani pernah ditempatkan sebagai basis perjuangan politik nasionalis.

Semangat itu penting dihidupkan kembali yaitu pembangunan bangsa tidak boleh meninggalkan petani.

BACA JUGA: Petani Kecil Terjepit, Akademisi Tuntut Kebijakan Pangan yang Lebih Berkeadilan

BACAJUGA:

PUK

Tolak Revisi PUK untuk Selamatkan Masyarakat

4 Desember 2025 | 15:08
bencana

Bencana Alam Bukan Karena Alam, Reformasi Tata Kelola SDA Negara Sebagai Tanggung Jawab Ekologis

30 November 2025 | 12:43
Dosen Fakultas Hukum UNTIRTA Anne Gunawati

Menunggu Harap-harap Cemas Revisi Undang-undang Perlindungan Konsumen

29 November 2025 | 08:27
guru

Hari Guru Nasional 2025: Saatnya Guru Indonesia Sejahtera

24 November 2025 | 10:16

Kajian dan Pemberdayaan Lokal: Perempuan sebagai Penopang

Dalam banyak kajian, saya menekankan pentingnya kearifan lokal dan peran perempuan dalam pertanian.

Ibu-ibu di desa bisa menjadi motor gizi keluarga melalui pertanian pekarangan, beternak ikan lele dalam terpal, dan memelihara ayam kampung.

Pendekatan sederhana ini lebih realistis untuk masyarakat agraris Indonesia. Saya menuliskan pandangan dalam kajian berjudul ” Kajian Nutrisi Berbasis Kearifan Lokal dengan Pemberdayaan Perempuan.

Sebelum program makan bergizi gratis diluncurkan, saya sudah menuliskan evaluasi kebijakan makan bergizi gratis dalam buku elektronik PAMI Jawa Timur 2023-2024 dengan judul buku jelajah opini Makan Bergizi Gratis ” Mengukur Dampaknya  Menjamin Keberlanjutan.  Strategi Kebijakan Aksi Bergizi Sehat Berkemajuan. Artikel yang di muat di elektronik book tersebut berjudul ” Strategi Kebijakam Publik Aksi Bergizi Sehat Berkemajuan, Evaluasi Kebijakan Makan Bergizi Gratis oleh dr. Novita sari yahya

Fokus saya tetap: kesejahteraan petani, sebagaimana ide kakek saya tentang pemberdayaan ekonomi rakyat desa.

BACA JUGA: Panen Bersama Petani Jagung Pulut, Bupati Tangerang Dorong Diverifikasi Pangan Lokal

Kedaulatan Pangan sebagai Pilar Welfare State

Satu bangsa dikatakan mandiri ketika kedaulatan pangan tercapai.

Pangan bukan sekadar soal gizi, tetapi soal perut lapar.

Sejarah menunjukkan banyak revolusi dipicu oleh persoalan kelaparan.

Karena itu, negara wajib menjamin ketersediaan pangan melalui petani lokal. Kebijakan pangan tidak boleh hanya berbicara soal gizi, tetapi harus menjamin bahwa petani mampu memproduksi pangan dengan harga yang adil.

Petani Harus Diberi Hak Istimewa

Petani layak diperlakukan dengan hak istimewa, bahkan lebih dari pejabat yang hanya bisa berpose di depan publik. Alasan sederhana: petani menjamin ketersediaan pangan.

Maka kebijakan harus memprioritaskan:

Subsidi pupuk dan bibit yang mudah diakses.

Permodalan melalui lembaga mikro syariah seperti BMT.

Harga panen yang adil sehingga petani tidak merugi.

BMT dan Filantropi Desa: Jalan Kemandirian

Model BMT (Baitul Maal wat Tamwil) terbukti efektif dalam membantu petani mengakses modal. Dompet Dhuafa, misalnya, menjalankan program MUFAKAT yang menyalurkan modal usaha bagi petani dan dhuafa.

Hingga pertengahan 2025, program ini menjangkau 140 penerima manfaat di Yogyakarta.

Selain itu, perlu didirikan yayasan filantropi independen di desa, dengan subdivisi perbankan mikro BMT dan pendampingan petani. Sumber dananya bisa berasal dari CSR perusahaan, CSR BUMD,  infak, dan sedekah.

Sistem semacam ini memungkinkan petani lepas dari jeratan birokrasi yang rawan korupsi.

BACA JUGA: Panen Bersama Petani Jagung Pulut, Bupati Tangerang Dorong Diverifikasi Pangan Lokal

Pendidikan: Jalan Modernisasi Petani

Karena mayoritas petani hanya lulusan SD, pendidikan non-formal sangat penting. Alternatif yang bisa dilakukan:

Kejar Paket C berbasis pertanian, agar petani bisa belajar sambil tetap bekerja.

SMK pertanian untuk petani, dengan kelas sore atau akhir pekan.

Pendidikan ini tidak hanya meningkatkan literasi, tetapi juga memberi akses pada teknologi dan manajemen usaha tani.

BACA JUGA: Regenerasi Petani di Banten Mandeg, 80 Persen Usianya di Atas 50 Tahun

Penutup: Dari Sengkon dan Karta ke Petani Masa Kini

Kisah Sengkon dan Karta mengingatkan kita bahwa petani adalah kelompok paling rentan. Meski bentuk kerentanan kini berbeda, kemiskinan, keterpinggiran, dan hilangnya lahan, ntinya tetap sama: petani belum mendapat posisi strategis dalam pembangunan nasional.

Jika Indonesia ingin kedaulatan pangan, maka kesejahteraan petani harus menjadi prioritas. Tanpa petani yang sejahtera, kedaulatan pangan hanyalah slogan.

Daftar Referensi

Tempo. Kilas Balik Korban Salah Tangkap Fenomenal Sengkon dan Karta.

Kompas.com. Sengkon dan Karta, Dua Petani yang Dituduh Merampok dan Membunuh, 2 Agustus 2023.

Badan Pusat Statistik (2025). Data Impor dan Ekspor Pangan Semester I 2025.

Antara News (2025). Menteri ATR: Penerapan LSD Tekan Konversi Alih Fungsi Lahan Sawah.

Kompas.id (2024). Tantangan Konversi Lahan dalam Semangat Cita-Cita Swasembada Pangan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979). Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Jambi.

Dompet Dhuafa (2025). Laporan Program MUFAKAT.***

BACA JUGA: Iip Sujatna Tak Kenal Lelah Memotivasi Petani Muda

Novita Sari Yahya, Penulis dan Peneliti yang bergabung di Filantropi Kesehatan PKMK FKKMK UGM dan Filantropi Indonesia.

Editor: Gillang Mubarok
Tags: IndonesiaKartakedaulatan pangankesejahteraan petanipetaniSengkon
Previous Post

Dipesan Lewat MiChat, Kos-Kosan di Ciruas Diduga Jadi Tempat Tak Senonoh

Next Post

SMAN 1 Kota Serang Inginkan Kasus Pemukulan Anggota Paskibra Diselesaikan Lewat RJ

Related Posts

PUK
Opini

Tolak Revisi PUK untuk Selamatkan Masyarakat

4 Desember 2025 | 15:08
bencana
Opini

Bencana Alam Bukan Karena Alam, Reformasi Tata Kelola SDA Negara Sebagai Tanggung Jawab Ekologis

30 November 2025 | 12:43
Dosen Fakultas Hukum UNTIRTA Anne Gunawati
Opini

Menunggu Harap-harap Cemas Revisi Undang-undang Perlindungan Konsumen

29 November 2025 | 08:27
guru
Opini

Hari Guru Nasional 2025: Saatnya Guru Indonesia Sejahtera

24 November 2025 | 10:16
presidensialisme
Opini

Presidensialisme vs Parlementer: Manakah yang Lebih Relevan untuk Indonesia?

20 November 2025 | 11:52
hari guru
Opini

Kewajiban Bukanlah Pengorbanan, Refleksi Menuju Hari Guru

19 November 2025 | 14:11
Load More

Popular

  • Malut United

    Malut United FC Vs Persib Bandung, Laskar Kie Raha Andalkan Eks Bintang Persib Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Posisi Sekda Cilegon Maman Mauludin Nonjob, Direkomendasikan BKN Jadi Penelaah Teknis Kebijakan Pada Sekretariat Daerah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Baru Dilantik, Walikota Cilegon Langsung Beri Peringatan Keras ke Ribuan PPPK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 6 Link Twibbon HUT Dharma Wanita Persatuan ke-26 Tahun 2025, Berdesain Unik dan Kekinian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Robinsar – Fajar Bakal Ganti Mayoritas Camat dan Lurah di Kota Cilegon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengamat Sebut Pencopotan Maman dari Sekda Cilegon Sudah Tepat, Dinilai Membangkang dan Gagal Sebagai Ketua TAPD

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polsek Purwakarta Cilegon Lakukan Pendekatan Warga Lewat Warkop Keliling

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 6 Pejabat Pemkot Cilegon Turun Pangkat Sepanjang 2025, Mulai Sekda Hingga Seklur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • IMC Layangkan Kritik Atas Pelantikan KNPI Kota Cilegon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ASN di Cilegon Was-was Jelang Pelantikan, Program Belum Tuntas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Trending
  • Comments
  • Latest
SMAN 1 Cimarga

Pengakuan Siswi SMAN 1 Cimarga yang Ikut Mogok Sekolah, Bukan Dukung Siswa Merokok tapi……

18 Oktober 2025 | 12:16
Forum Honorer Kota Serang

Forum Honorer Serang Nilai Pelantikan 3.800 PPPK Paruh Waktu sebagai Pelecehan Martabat Pekerja

22 Oktober 2025 | 22:25
SMAN 1 Cimarga

Para Siswa SMAN 1 Cimarga Kena Mental Terus Dipojokan Warganet, Pemkab Lebak Kirim Psikolog

16 Oktober 2025 | 19:45
Walikota Cilegon siap mutasi pejabat eselon II

Daftar 10 Pejabat Eselon II Pemkot Cilegon yang Dijamin Tak Dimutasi Robinsar

10 Oktober 2025 | 08:53

Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, Bjb Backup Total Pembiayaan UMKM

Asooooy… Kepala Desa akan Diajak Studi Banding ke Korea dan China

Seluruh Ospek di Kampus Diputuskan Digelar Online, Termasuk di Banten

Mudik Resmi Dilarang, Efektif 24 April

event lari

Buka Event Lari Tangerang 10K, Sachrudin: Kegiatan Ini Momentum Mempromosikan Pariwisata Kota Tangerang

7 Desember 2025 | 22:08
budi rustandi

Hadiri Perayaan Natal dan KKR, Budi Rustandi Komitmen Kota Serang Perkuat Toleransi Antar Umat Beragama

7 Desember 2025 | 20:48
Dishub Kabupaten serang

Dishub Kabupaten Serang Siagakan 90 Personel dan 11 Pos Lalu Lintas Saat Nataru

7 Desember 2025 | 20:42
PT PMT

Direktur PT PMT Terancam Denda Rp 10 Miliar dan Penjara 10 Tahun Karena Jadi Tersangka Kasus Cs-137 di Kawasan Industri Modern Cikande

7 Desember 2025 | 20:35

Tag

2022 Andra Soni ASN banjir Banten BRI Brigadir J Cilegon drakor drama Korea Film Harga Tiket Helldy Agustian Indonesia Jadwal jadwal tayang Kabupaten Lebak kabupaten serang Kota Cilegon Kota Serang Lebak link nonton link twibbon lowongan kerja Pandeglang Pemkot Cilegon pemkot serang Pemprov Banten pilkada Polisi Preman Pensiun 6 Preman Pensiun 7 profil provinsi banten Ramadhan Robinsar serang sinopsis Skin Gratis spoiler sub indo Timnas Indonesia Twibbon UMKM viral
Banten Raya

© 2025 Banten Raya - Berkualitas dan Berbeda

Nomor ID Pers : 26666 | Status Pendataan : Terverifikasi Faktual | Sertifikat : 1393/DP-Verifikasi/K/VIII/2025

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Digital Banten Raya
  • Ecommerce Banten Raya
  • Siding Banten Raya
  • Share Banten Raya

Ikuti Kami

  • Daerah
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Opini
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi
  • Hukum & Kriminal

© 2025 Banten Raya - Berkualitas dan Berbeda