BANTENRAYA.COM – Mahasiswa Jurusan Sistem Komputer Universitas Serang Raya (Unsera), kembali membuktikan kontribusinya terhadap masyarakat melalui inovasi teknologi bertajuk “Early Warning System Heat Stroke for Farmers”.
Alat ini dirancang sebagai sistem pendeteksi dini cuaca panas ekstrem, untuk membantu para petani menghindari risiko heat stroke, yang sering terjadi akibat paparan suhu tinggi saat bekerja di lahan.
Kegiatan peluncuran dan edukasi alat ini dilaksanakan di Desa Tirtayasa, Kabupaten Serang, dan diikuti oleh 30 petani lokal.
Tak sekadar memperkenalkan alat, tim mahasiswa Unsera juga menggelar sesi edukasi kesehatan mental berbasis iklim dengan pendekatan interaktif dan menyenangkan, menggunakan metode pembelajaran kelompok dan permainan edukatif.
Acara ini dipandu langsung oleh Dosen Unsera dan didampingi oleh dua fasilitator internasional yaitu Sheena Ramazanu, akademisi dan pakar kesehatan dari Hong Kong Metropolitan University dan Pravita Vasudevan, Senior Program Officer dari Dakshin Foundation, India.
Inovasi alat ini berawal dari tantangan yang diberikan oleh dosen pembimbing Siswanto kepada tim mahasiswa untuk menciptakan sebuah teknologi yang bermanfaat.
Baca Juga: Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah, Baznas Banten Perbaiki 19 Rumah Warga Pandeglang
Awalnya, tim belum mengetahui secara pasti siapa yang akan menjadi pengguna alat tersebut.
Namun, setelah mendengar keluhan dari para petani yang kerap mengalami sakit kepala akibat terik matahari, mereka pun mulai merancang alat ini sebagai solusi nyata atas permasalahan tersebut.
“Kami awalnya hanya diberi tugas membuat alat, belum tahu untuk siapa. Tapi setelah tahu bahwa para petani sering merasa pusing karena suhu yang tinggi, kami sadar alat ini harus kami tujukan untuk mereka,” ujar Vincensius Situmorang, kemarin.
Baca Juga: 4 Jemaah Haji 2025 asal Kabupaten Lebak Meninggal Dunia, 3 Orang Dimakamkan di Tanah Suci
Perjalanan mereka tidak mudah. Tantangan teknis seperti kelebihan tegangan listrik dan komponen speaker yang kurang responsif sempat menghambat proses.
Mereka bahkan harus mengganti rancangan alat hingga tiga kali agar bisa berfungsi secara optimal.
Namun berkat kerja keras dan bimbingan dosen, alat ini akhirnya berhasil beroperasi dengan baik dan dapat memberikan sinyal peringatan saat suhu mencapai batas berbahaya.
Baca Juga: Anggota Dewan Ngadu ke Gubernur Banten Andra Soni, Gegara Pesan WA Tak Digubris Kepala OPD
Dengan hadirnya sistem ini, para petani kini bisa mengetahui kapan suhu lingkungan sudah cukup tinggi dan disarankan untuk beristirahat sejenak agar terhindar dari gangguan kesehatan serius.
Harapannya, alat ini dapat menjadi solusi nyata yang meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya menjaga kesehatan saat bekerja di bawah cuaca ekstrem.
Proyek pengembangan alat Early Warning System Heat Stroke merupakan inisiatif dari empat mahasiswa Jurusan Sistem Komputer Unsera yaitu Vincensius Situmorang, Wendi Setiawan Saputra, Dadan Sumindar dan Alfredo Jati Florentino. Proyek ini dibimbing langsung oleh Siswanto. ***