BANTENRAYA.COM – Harga saham di pasar saham masih mengalami perlambatan, bahkan terkoreksi masih melemah.
Dua hari sebelumnya Harga saham babak belur karena adanya kebijakan pergantian Menteri oleh Presiden Prabowo Subianto.
Dengan kondisi tersebut diprediksi jika para investor saham masih menunggu adanya kebijakan ekonomi yang akan digelontorkan Menteri Keuangan (Menkeu) Baru Purbaya Yudhi Sadewa.
Diketahui, Sesi I perdagangan saham dibuka di angka Rp7.684,59 hingga penutupan pukul 12.00 WIB mengalami kenaikan Rp7.709,41.
Namun, banyak kalangan memprediksi kenaikan tersebut masih terbatas dan berpotensi mengalami penurunan.
Bahkan hingga pukul 15.18 tren saham mengalami penurunan Kembali berdasarkan bagan statistic IHSG.
Kenaikan saham tersebut juga diikuti sejumlah saham bank besar lainnya, misalnya BCA berhasil naik 2,66 persen dinilai Rp7.725,00 atau naik sekitar Rp225,00.
Untuk Bank Mandiri naik senilai Rp60 menjadi Rp4.370,00 atau 1,39 persen.
Bank Rakyat Indonesia naik Rp70 menjadi Rp3.860,00 atau 1,85 persen dan BJB masih stagnan di angka Rp765,00.
Dikutip dari Youtube BNI Sekuritas pada Rabu 10 September 2025, Analis dari BNI Sekuritas Karin menjelaskan, para investor masih akan menunggu dengan adanya kebijakan dari menteri baru. Namun, kondisi saham yang sudah rebound para investor masih hati-hati karena masih sangat rentan pelemahan.
“Sedikit rebound tapi tetap hati-hati jika belum Rp7.700 masih sangat rentan koreksi. Para investor cenderung masih menunggu karena masih ada reshuffle kabinet, ini juga terjadi beberapa tahun lalu saat masih ada,” ucapnya.
Dirinya menyampaikan, jika kondisi Harga belum menyentuh Rp7.700 masih ada kerentanan koreksi, sehingga tentu saja masih harus menunggu. Terlebih lagi jika membeli dalam jumlah besar saham.
“Jangan lakukan all in jika masih belum Rp7.700 karena masih akan ada potensi koreksi atau pelemahan,” tegasnya.
Head of Investment specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah Budiman dalam Youtube Maybank Sekuritas menjelaskan, ada ekspektasi koreksi dan pasar akan segera fokus terhadap kebijakan para menteri dan juga Menteri keuangan.
“Sudah disampaikan, efek reshuffle dari sisi respons pasar pasti yang kena itu saham big bank. Tapi ini tidak mengejutkan. Tapi jangka pendek selama tidak ada perlawanan masih akan terasa,” jelasnya.
Saham Big Bank jelas Fath menyatakan, saham Big Bank tidak turun terlalu signifikan. Tapi tekanan masih ada dari sisi lokal, masih terjadi transaksi besar tapi banyak juga yang ambil posisi.
“Nanti akan rebound yang sangat kuat, terutama saham big bank,” pungkasnya. ***



















