BANTENRAYA.COM – Dinas Pertanian Provinsi Banten mengusulkan pembangunan program Jalan Usaha Tani (JUT) untuk tahun anggaran 2025-2026.
Total panjang jalan usaha tani yang diajukan mencapai 70,8 kilometer, berdasarkan usulan langsung dari kelompok tani di kabupaten dan kota.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Banten, Agus M Tauchid menyampaikan, usulan pembangunan jalan usaha tani tersebut berada di 30 titik yang tersebar di dua wilayah yakni Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
BACA JUGA: Hasil Pertandingan PSBS Biak vs Persita Tangerang, Badai Pasifik Berhasil Keluar dari Zona Degradasi
“Untuk jalan usaha tani kita sudah kirim datanya ke Dinas PUPR. Nanti, Dinas PUPR akan konfirmasi ke kita, mereka akan menyampaikan berapa pagu anggaran yang ada dari APBD,” ujar Agus saat ditemui di ruangannya, pada Kamis, (6/11/2025).
“Nah, nanti kira-kira dengan pagu anggaran yang tersedia, itu cukup untuk membangun berapa kilometer,” katanya.
Agus menerangkan, untuk saat ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten baru menerima satu usulan JUT di wilayah Wanasalam, Kabupaten Lebak sebagai pilot project.
BACA JUGA: Nasi Goreng Kaibon Manjakan Tamu Horison Ultima Ratu Serang
Pilot project jalan usaha tani di Wanasalam sepanjang 7 kilometer itu akan melayani lahan pertanian seluas 1.147 hektar di tiga desa, yaitu Cisarap, Parung Panjang, dan Cipedang.
Dari perhitungan Distan, JUT ini dapat memangkas biaya angkut hasil panen dari Rp60.000 menjadi Rp15.000 per karung, atau setara penghematan Rp6,8 miliar per musim panen.
Agus menerangkan, ke depan, kata dia, pembangunan JUT akan dilakukan dengan menghitung perkiraan panjang jalan yang dapat dibangun dari pagu anggaran yang tersedia.
Verifikasi Lokasi Prioritas Jalan Usaha Tani
Setelah perkiraan itu selesai, Agus menuturkan bahwa, pihaknya akan kembali melakukan verifikasi untuk menentukan lokasi prioritas dengan mempertimbangkan akses dan konektivitas antar wilayah.
“Jadi kita juga gak boleh jigjag membangunnya, harus tersambung, karena tujuannya kan konektivitas. Nah di situ nanti akan kita lakukan pendekatan di mana si data itu akan kita olah kembali dengan diadakannya verifikasi,” jelas Agus.
Agus mengatakan, setelah mengetahui jumlah anggaran yang tersedia, Distan akan menyesuaikan kembali lokasi yang bisa dibangun, berdasarkan urgensi dan luas hamparan sawah yang ada di wilayah tersebut.


















