BANTENRAYA.COM – Sebanyak 4.000 warga Kabupaten Serang pasangan usia subur (PUS) telah memasang alat kontrasepsi (alkon) dari Januari hingga Oktober 2025 ini.
Para ibu-ibu antusias mendatangi tempat pelayanan keluarga berencana (KB) di fasilitas-fasilitas (faskes) yang tersedia untuk pasang alat kontrasepsi.
Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A) Kabupaten Serang Encup Suplikah mengatakan, pada saat momen Hari Ulang Tahun (HUT) ke-499 Kabupaten Serang ada 320 akseptor yang mendatangi pelayanan KB memasnag alat kontrasepsi.
“Kita buka pelayanan pemasangan kontrasepsi di lima titik, di kantor Kecamatan Padarincang, Gunungsari, Mancak, Kopo, dan di Kecamatan Petir,” ujarnya Minggu (12/10).
Ia menjelaskan, pelayanan kontrasepsi yang dibuka untuk para akseptor tersebut seperti KB pria, KB kondom, pil KB, KB suntik, implan KB dan alat kontrasepsi lainnya.
BACA JUGA : Akseptor KB Kontrasepsi Jangka Panjang Kota Serang Belum Ideal: Bukan Minim tapi……
“Mereka hanya dikasih tau satu hari juga pada datang ke pelayanan. Secara keseluruhan tahun 2025 ini dari target 6.000 sudah tercapai 4.000 lebih akseptor yang ikut program KB,” ungkapnya.
Encup mengaku optimis target akseptor yang mendatangi pelayanan KB akan tercapai karena antusiame masyarakat untuk pasang alkon juga semakin tinggi.
“Tinggal tiga bulan lagi kita sudah diangka 70 persen, dan pasti tercapai karena biasanya lebih dari 100 persen. Tanpa kita kasih edukasi antusias warga sudah luar biasa,” jelasnya.
Pelayanan KB, kata Encup, sangat penting diberikan kepada masyarakat untuk menjarangkan kehamilan dan meningkatkan kesehatan pada keluarga.
“Masyarakat sudah sadar bahwa merawat anak itu dengan cara menjarangkan 4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat) kehamilannya. Ini juga bagus untuk mencegah stunting,” paparnya.
Selain itu, masyarakat semakin tahu terkait nilai positif dan manfaat dari berKB.
“Ada slogan, banyak anak, banyak rejeki, padahal banyak anak banyak juga yang harus dicari. Tapi pemikiran itu sudah jarang, karena mereka tahu sehat itu harus dibatasi punya anaknya,” tuturnya. (***)