BANTENRAYA.COM – Pemprov Banten mengaku optimis jika produksi padi di Provinsi Banten akan mengalami peningkatan yang signifikan hingga menembus angka 2 juta ton di tahun 2025.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Gubernur Banten Andra Soni, yang menjelaskan bahwa produksi padi pada periode Januari hingga Oktober 2025, kini telah mencapai lebih dari 1,7 juta ton gabah kering giling (GKG) dari luas panen 328.000 hektare.
Yang mana, jumlah ini melebihi capaian tahun 2024 yang hanya mencapai sebanyak 1,5 juta ton GKG atau mengalami kenaikan sebesar 234.218 ton.
BACA JUGA: Pemkab Lebak Ancam Seret Pemkab Serang ke Ranah Hukum Soal Pembuangan Sampah
“Kami optimistis, produksi padi di Banten sampai Desember 2025 dapat mencapai lebih dari 2 juta ton dan naik menjadi peringkat delapan besar nasional,” tegas Andra, Kamis 9 Oktober 2025.
Tak hanya padi, Andra juga mengatakan jika luas panen jagung di Provinsi Banten saat ini telah mengalami peningkatan seluas 2.539 hektare atau meningkat 18 ton lebih pada periode Januari hingga Oktober 2025 serta peningkatan produksi jagung pipilan sebesar 14 persen.
Andra menjelaskan, dari produksi tersebut, sebagian besar diserap oleh 12 industri pakan yang membutuhkan jagung pipilan kering sebagai bahan baku industri pakan di Provinsi Banten. Kebutuhannya sendiri mencapai 1,5 juta ton pipilan kering per tahun.
BACA JUGA: Revisi Perda Lingkungan Hidup, DPRD Banten Serius Hadapi Krisis Lingkungan
“Untuk memenuhi kebutuhan itu, kami akan bersinergi memperluas areal tanam di wilayah Banten Selatan dengan target produksi jagung pipilan kering sebesar 79.000 ton per tahun,” jelasnya.
Selain hasil padi yang mengalami peningkatan yang signifikan, Andra juga menyebutkan jika stok pangan di Banten tahun 2025 tercatat surplus.
“Alhamdulillah, stok cadangan pangan di Provinsi Banten surplus pada tahun 2025 ini,” katanya.
Lebih lanjut Andra menyampaikan, saat ini, stok cadangan pangan yang tersedia sebanyak 523 ton dari kewajiban 370 ton sehingga terjadi surplus 153 ton.
Adapun stok cadangan pangan di kabupaten kota mencapai 1.982 ton dari kewajiban 1.416 ton. Catatan tersebut menunjukkan terjadi surplus sebanyak 566 ton.
Menurutnya, capaian tersebut tidak terlepas dari dukungan pemerintah pusat dan kerjasama antara seluruh stakeholder.
“Saya meyakini sinergi bersama seluruh stakeholder ini akan terus meningkatkan produktivitas pertanian di Provinsi Banten untuk mewujudkan swasembada pangan Indonesia,” tandasnya.
Produksi Padi Banten Tinggi
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus Tauchid yang menjelaskan, saat ini, Provinsi Banten menduduki peringkat ke-8 nasional sebagai penghasil beras tertinggi.
Dirinya menerangkan posisi tersebut naik satu tingkat dari sebelumnya yakni posisi ke-9 nasional penghasilan beras.
Adapun Provinsi penghasil beras tertinggi lainnya yakni Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sumatera Selatan (Sumsel), Lampung, Sumatera Utara (Sumut).
“Kami optimis sampai akhir tahun posisi ke-8 bisa kita pertahankan,” jelasnya.
Dirinya menuturkan, untuk angka sementara produksi padi Banten mulai dari Januari sampai Oktober 2025 mencapai 988.307 ton. Angka ini, kata dia, mengalami kenaikan yang cukup tinggi jika dibandingkan tahun 2024.
“Dari angka sementara, produksi beras Banten Januari sampai dengan Oktober nanti akan mengalami kenaikan 15,6 persen,” tuturnya.
“Karena tahun kemaren (2024-red), produksi beras Banten Januari sampai Oktober hanya 884.912 ton. Dan bahkan, secara nasional Banten tahun ini naik peringkat dari 9 ke peringkat 8 secara nasional,” jelasnya.
Selain karena faktor alam dengan adanya kemarau basah, peningkatan itu juga dirinya klaim tidak lepas dari faktor penunjang yakni irigasi dan pompanisasi.
“Pertama ini karena faktor air, air di topang dengan kemarau basah. Kedua adanya intervensi dari pemerintah dengan adanya irigasi dan bantuan pompanisasi,” katanya. ***