BANTENRAYA.COM – Puluhan nelayan dari Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang mencabut pagar bambu di Perairan Desa Pedaleman, Minggu 26 Januari 2025.
Pencabutan pagar laut di pesisir utara Kabupaten Serang itu dilakukan lantaran keberadaannya ada di area tangkap nelayan tradisional.
Nelayan juga membantah pagar bambu yang berdiri sekitar 3 kilometer tersebut untuk merupakan media budidaya rumput laut karena tidak pernah ada panen di area tersebut.
Baca Juga: 2025 Ini Ratusan Pegawai Pemkot Serang Terpaksa Lepas Status ASN, 30 di Antaranya Pejabat Eselon
Salah seorang nelayan Afendi mengatakan, sebelumnya lokasi tersebut merupakan area pantai yang digunakan bagi nelayan untuk mencari rajungan dan kerang.
“Jelas terdampak karena dulu kalau malam sempat nyari kerang dan rajungan di sekitar situ. Sekarang mau diterobos juga enggak bisa, pasti rusak perahunya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, setelah dipagar menggunakan bambu, area tersebut jarang digunakan untuk nelayan dan lebih memilih ke tengah laut karena perahu mereka sering merusak terkena bambu.
Baca Juga: Pemkab Pandeglang Setop Rekrut Tenaga Honorer, Surat Edaran Diterbitkan Bupati
Afendi juga membantah jika pagar bambu tersebut merupakan media untuk budidaya kerang dan rumput laut.
“Saya enggak pernah lihat ada nelayan yang panen rumput laut, karena di situ rumput laut enggak bakal hidup,” katanya.
“Termasuk kerang juga selama saya melaut enggak pernah liat nelayan yang panen kerang hijau di situ,” katannya.
Baca Juga: Paksa Pacar Berhubungan Layaknya Suami Istri, Pemuda di Kota Serang Dihukum Penjara 9 Tahun
Afendi menuturkan, bambu tersebut dibuat oleh sekitar 10 orang yang tidak dikenal dengan cara memasangnya secara manual dari pinggir hingga ke tengah perairan.
“Pas masang juga saya tahu soalnya saya setiap hari pergi melaut. Yang masang itu bukan orang sini dan tujuan dibangun juga enggak terbuka dengan kita. Itukan tadinya dikit, lama-kelamaan malah tambah ke tengah, ” jelasnya.
“Yang membangun itu sekitar 10 orang. Bambu itu lewatnya dari Desa Muncung (Kabupaten Tangerang) dan kemudian ditarik menggunakan perahu dari wetan, ” lanjutnya.
Baca Juga: Nasib Honorer di Cilegon Sulit Terselamatkan, Bulan Depan di Rumahkan
Senada diungkapkan Warga Desa Pedaleman, Kecamatan Tanara Khairiyah. Ia mengaku kini kesulitan mencari kerang kepah yang biasanya mudah didapatkan.
“Sebelumnya kan saya suka nyari kerang kepah dan mpot di situ, sejak dipagar enggak bisa ngambil. Kalau sekarang pagar ini diambil mah masyarakat pada senang,” ujarnya.
Ia mengaku, sempat mencabut beberapa pagar tersebut karena mengganggu nelayan mencari kerang dan menebar jaring namun sempat diberi peringatan oleh orang tak dikenal yang memasang bambu.
Baca Juga: Melihat Lebih Dekat Coffee Shop yang Menjamur di Kota Serang, Bukan Hanya Sekadar Tempat Ngopi
“Dulu pas saya mau masuk ke pagar bambu tapi dimarahin dan tidak boleh dicabut,” tuturnya.
“Sempat dicabut pagarnya sama orang yang nebar jaring, tapi ditancepin lagi sama pekerjanya,” pungkasnya. ***