BANTENRAYA.COM – Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten, didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Banten akan mengadopsi sisten kuliah kerja nyata (KKN) tematik dengan penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Kepala KPw BI Provinsi Banten Ameriza Ma’ruf Moesa mengatakan, skema yang akan ditetapkan nantinya mahasiswa yang melaksanakan KKM menyasar pada wilayah dengan pedagang mayoritas masih melakukan transaksi jual beli secara manual.
“Kita siapkan mahasiswa dilengkapi dengan kemampuan yang akan kami berikan, dimana banyak pedagang yang masih transaksi tunai,” kata Ameriza kepada awak media di Kampus UIN SMH Banten belum lama ini, Kamis 22 Mei 2025.
Output yang dihasilkan nantinya berupa laporan dari mahasiswa yang sudah melaksanakan KKN, terkait dengan peningkatan digitalisasi para pedagang atau pelaku UMKM setempat.
Baca Juga: Walikota Cilegon Robinsar Klaim Capaian Kinerja 100 Hari Program Kerja Telah 89 Persen
“Nantinya kita kolaborasikan dengan bank, bukan hanya mendorong dalam bidang pendidikan saja namun, dari sisi bisnis pedagang juga bisa meningkat,” cakapnya.
Selain itu, BI Banten juga sudah melakukan penguatan terhadap jaringan internet di kampus UIN, dimana pihaknya akan mencanangkan kampus tersebut menjadi pelopor kantin halal di Banten.
“Kami siap bantu, baik dari infrastruktur maupun kolaborasi penyedia jasa pembayaran, meski tidak besar namun menjadi simbol positif,” cakapnya.
Menurutnya, kampus menjadi segmen yang kuat untuk menyebarkan informasi maupun penerapan life style saat ini. Dimana anak-anak muda yang mendominasi tren perkembangan zaman saat ini.
“Mahasiswa menjadi ujung tombank perubahan atau agen of change, terutama dalam. life style anak-anak alangkah tepat dari sisi pembayaran harus support terhadap digitalisasi,” tuturnya.
Baca Juga: Anggota Dewan Kabupaten Serang Janji Bantu Madrasah Rusak di Waringinkurung
Wakil Rektor UIN SMH Banten Hidayatullah menyampaikan, penerapan KKN berbasis QRIS perlu disiapkan secara mantang, dan bisa dikonversi kedalam nilai kuliah.
Hal ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk lebih kompetitif dalam meningkatkan literasi digital.
“Ini tinggal melakukan macth sistem karena perlu dibuat aturan main, dosen pembimbing juga harus paham terkait QRIS, dan konten yang dibawa harus sesuai dengan standar,” kata Hidayatullah.(***)


















