BANTENRAYA.COM – Artikel ini akan membahas terkait sejarah Wali Songo, oramg Jawa dan Hari Raya Ketupat.
Kaitan Wali Songo, orang Jawa dan Hari Raya Ketupat diungkap oleh Hermanus Johannes de Graaf, seorang sejarawan Belanda yang mengkhususkan diri menulis sejarah Jawa.
Dalam karya tulisnya Malay Annual, ketupat yang terbuat dari beras yang dibungkus anyaman daun kelapa muda itu pertama kali muncul di Tanah Jawa sejak abad ke-15 pada masa pemerintahan Kerajaan Demak.
Baca Juga: Daftar Pemeran di KKN di Desa Penari 2022, Film Bergenre Horor Viral yang Baru Rilis
Dikutip Bantenraya.com dari NU Online, jadi kala itu, Sunan Kalijaga yang memperkenalkan ketupat pertama kali dalam rangka untuk berdakwah menyebarkan agama Islam.
Ia menyebarkan agama Islam ke Tanah Jawa yang notabene ‘sulit di-Islamkan’ karena masyarakat Jawa sudah punya sistem kepercayaan sendiri yang dikenal sebagai Kejawen.
Sejak disebarkan oleh Sunan Kalijaga, tradisi membuat ketupat saat Lebaran pun terus dilakukan hingga saat ini.
Baca Juga: Villareal akan Beri Kejutan di Leg Kedua Liga Champions, Unai Emery: Kita Akan Mengalahkan Liverpool
Bahkan tak hanya masyarakat Jawa saja yang membuat ketupat, tetapi juga masyarakat di luar Jawa.
Hari Raya Ketupat biasanya digelar di suatu tempat untuk mengadakan selamatan.
Saat perayaan Hari Raya ketupat, warga biasanya menyiapkan ketupat lengkap dengan sambal goreng, sayur serta opor ayam.
Masyarakat Jawa memaknai Hari Raya Ketupat sebagai hari raya yang identik dengan kebersamaan.
Dimana warga berkumpul untuk merayakan momen sekali dalam setahun yang diadakan sepekan pasca Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi ini kemudian menjadi tradisi tahunan, dimana kaya akan makna dan identik dengan kebersamaan.
Di Indonesia hari raya ketupat dirayakan di berbagai daerah dengan berbagai keunikannya sendiri.
Mereka percaya bahwa berkah yang di dapat dari Hari Raya Ketupat dan doa yang dilakukan bersama akan membawa kebaikan bagi sesama manusia.***