BANTENRAYA.COM – Selain wisata alam berupa pantai, pegunungan dan air terjun Provinzi Banten juga memiliki banyak wisata religi.
Umumnya saat libur Lebaran Idul Fitri banyak warga lokal dan luar datang untuk berziarah atau belajar tentang kejayaan Kerajaan Banten, proses penyebaran Islam yang dibawa sejumlah ulama besar.
Sehingga cukup banyak juga makam dan komplek pemakaman yang didatangi untuk berziarah dan berkarap keromah dari para ulama yang dianggap sebagai syuhada.
Baca Juga: Chip Gratis Hingga 50B, Ini Kode Penukaran Higgs Domino Island 4 Mei 2022
Di Banten, selain tentunya kompleks pemakaman dan Manjid Banten, ada beberapa makam wali yang banyak didatangi ratusan bahkan sampai ribuan orang datang.
Wisata religi juga menjadi pilihan cocok saat libur Lebaran Idul Fitri.
Selain berziarah, wisata religi juga menjadi momen untuk edukasi kepada anak-anak dengan mengenal sejarah dan identitas Banten.
Baca Juga: Daftar Pemeran di KKN di Desa Penari 2022, Film Bergenre Horor Viral yang Baru Rilis
Dikutip Bantenraya.com dari berbagai sumber pada Minggu 3 Mei 2022, beberapa tempat wisata religi tersebut terbilang cukup termasyhur.
Hal itu menjadi wajar jika warga di seantero pulau Jawa dan ada juga yang datang dri luar untuk memanjatkan doa memohon kebaikan kepada Allah dan berziarah.
Berikut tempat wisata religi yang banyak dikunjungi saat libur lebaran dan bisa menjadi alternatif pilihan wisata.
Baca Juga: Alasan Bloody Heart Wajib Masuk dalam List Nonton, Drakor dengan Rating Tinggi Kalahkan Crazy Love
1. Kompleks Pemakaman Kesultanan Banten
Berada di Kawasan Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, tenpat ini cukup banyak dikunjungi orang.
Akses yang cukup mudah atau hanya ditempuh 30 menit sampai 1 jam dari gerbang tol membuat wisatawan lebih mudah untuk datang.
Di sana terdapat sejumlah kompleks pemakaman para Sultan Banten, diantaranya seperti Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar, hingga Sultan Zainul Abidin.
Namun, tentu saja yang sering dikunjungi masyarakat adalah Makam Sultan Maulana Hasanudin.
Selanjutnya ada juga Masjid Agung Banten yang sangat bersejarah, masjid ini dibangun pertama kali pada 1556 oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), Sultan pertama dari Kesultanan Banten dan anak dari Sunan Gunung Jati.
Masjid tersebut memiliki menara yang menjadi ikon Provinsi Banten, bentuknya yang unik mirip dengan mercusuar menambah keindahan masjid.
Bahkan, Masjid Agung Banten yang merupakan karya arsitek Belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel tersebut saat ini telah dihiasi payung mirip masjid di Madinah.
Hal tersebut membuat keindahan dan keunikan masjid. Banyak orang selepas menunaikan salat mengabadikan momen di Masjid Agung Banten untuk swafoto.
Selain kompleks pemakaman para Sultan Banten, ada juga Museum Kepurbakalaan Banten, dimana banyak peninggalan sejarah baik semasa kesultanan, sampai dengan masa sebelumnya yakni hindu dan budha.
Baca Juga: Spoiler Manga One Piece Chapter 1048: Orochi Serang Hiyori, Denjiro Muncul Sebagai Pahlawan
Dalam kompleks tersebut juga ada salah satu bangunan penginggalan Kraton Surosoan, dimana bangunan tersebut hanya tinggal puing saja.
Namun, tentu tetap mengandung makna sejarah yang sangat besar saat kemegahan Sultan Banten
Tidak beberapa jauh ada juga Keraton Kaibon, dimana menjadi salah satu Kraton Kaibon.
Ditinjau dari namanya Kaibon adalah Keibuan. Keraton ini dibangun untuk ibu Sultan Syafiudin, Ratu Aisyah.
Mengingat pada waktu itu, sebagai sultan ke-21 dari kerajaan Banten, Sultan Syafiudin masih sangat muda (masih berumur 5 tahun) untuk memegang tampuk pemerintahan.
2. Makam Muhammad Soleh Gunung Santri
Terletak di Wilayah Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, makam tersebut juga banyak dikunjungi para peziarah dari luar daerah.
Baca Juga: Harga Tiket dan Jam Operasional Kebun Raya Bogor
Makam Muhammad Soleh yang terlerak di puncak Gunung Santri atau 500 meter di atas permukaan laut menambah panorama indah yang bisa dinikmati para peziarah.
Terlebih usai ziarah dan mendaki gunung, para peziarah akan disuguhkan dengan keindahan laut di sisi barat makam yang indah untuk dipandang sambil istirahat.
Muhammad Soleh sendiri merupakan ulama yang berjasa dalam penyebaran Islam, terutama di wilayah pesisir Banten.
Baca Juga: Semifinal Liga Champions : Unggul 2-0, Liverpool waspadai Kejutan Villareal di Leg Kedua
Syekh Muhammad Sholeh adalah Santri dari Sunan Ampel, setelah menimba ilmu beliau menemui Sultan Syarif Hidayatullah atau lebih di kenal dengan gelar Sunan Gunung Jati ayahanda dari Sultan Hasanudin pada masa itu penguasa Cirebon.
Syeh Muhamad Sholeh diperintahkan oleh Sultan Syarif Hidayatullah untuk mencari putranya yang sudah lama tidak ke Cirebon.
Dalam pencariannya, Ia sambil berdakwah yang kala itu Banten masih beragama hindu dan masih dibawah kekuasaan kerajaan pajajaran yang dipimpin oleh Prabu Pucuk Umun dengan pusat pemerintahanya berada di Banten Girang.
Syekh Muhammad Sholeh wafat pada tahun 1550 Hijriah/958 M.
3. Makam Ki Asnawi Caringin
Makam ki Asnawi atau tokoh ulama dengan nama lengkap KH Tubagis Muhammad Asnawi berada RT 10 RW 03 Kampung Caringin, Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang tepatnya di Masjid Salafiyah.
Makam tersebut juga saat libur Idul Fitri dibanjiri para peziarah dari berbagai peloksok Banten dan luar daerah.
Baca Juga: Link Nonton Devil Sister Episode 6 Sub Indo, Lengkap Dengan Jadwal Tayang dan Sinopsis
Menurut ketarangan dalam buku Ensiklopedi Sunda dan Ensiklopedi NU dijelaskan, KH Tubagus Muhammad Asnawi adalah seorang ulama karismatik dan pendekar yang lahir di kampung Caringin Banten pada tahun 1850 M.
Ia dikenal sebagai ulama yang gigih menentang penjajahan Belanda. Ia mengorganisir para jawara Banten untuk menentang penjajahan.
Sejak usia 9 tahun, Asnawi sudah dikirim ayahnya untuk menuntut ilmu di tanah suci Mekkah.
Baca Juga: Wajib Tahu! Hepatitis Akut Serang Anak dan Remaja, Ini Yang Harus Diperhatikan Dari Kemenkes
Di sana ia berguru kepada Syekh Nawawi Al-Bantani bersama santri-santri asal Indonesia semisal Kiai Cholil Bangkalan, Hadratusysyekh Hasyim Asy’ari, dan lain-lain.
Selain belajar ilmu-ilmu agama, ia juga belajar tarekat kepada Syekh Abdul Karim Tanara, ulama Banten yang bermukim di Makkah.
Setelah mengaji bertahun-tahun di tanah suci, Asnawi pulang ke kampung halamannya pada tahun 1870.
Baca Juga: Arti Kata Yadong Suga viral di media sosial yang Dicari-cari, Ternyata Ini Artinya…
Untuk mengamalkan dan menyebarkan ilmunya, ia mendirikan pesantren di kampung tersebut. Pesantren tersebut dikenal dengan ilmu fiqih, tasawuf, dan ilmu beladiri.
Pada tahun 1931, KH Tubagus Muhammad Asnawi bebas dari penjara.
Kemudian pada tahun 1937, ia wafat. Jenazahnya dikebumikan di Masjid Salafiah. Makamnya hingga sekarang tidak pernah sepi dari para peziarah
Baca Juga: Dahulukan Qadha Puasa Ramadhan atau Puasa Syawal
4. Makam Ki Mansyur dan Batu Quran
Makam Syekh Mansur terletak di Desa Cikadeun, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Beberapa jejak sejarah soal Syek Mansur atau dikenal dengan nama asli Syekh Maulana Mansyuruddin cukup beragam.
Baca Juga: 10 Quotes atau Ucapan Hari Kebebasan Pers Sedunia 2022, Keren Jadi Caption Sosmed pada 3 Mei
Mulai dari yang mempercayai beliaibadalah Sultan ke7bm Banten yakni Sultan Haji.
Beberapa sumber juga menyebutkan beliau alah ulama dari Jawa Timur dan bersahabat dengan Syekh An-Nawawi Banten.
Terlepas dari berbagai versi sejarah tersebut, saat ini makam ki Mansyur cukup ramai didatangibpara peziarah dari berbagai daerah.
Baca Juga: Jangan Salah! Ada 7 Bagian Tubuh yang Harus Menyentuh Tanah Saat Sujud dalam Shalat
Hal itu menjadikanbsalah satu wisata religi yang cukup menarik.
Bahkan, Ki Masyur juga erat hubungannya dengan batu Quran. Dimana sebagian mempercayai sebelum ke Makah, Ki Masyur mengiinjak salah satu batu yang memencarkan air dan sebut sekarang Batu Quran.
Batu Quran terletak di Jalan Cikoromoy, Gunungsari, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Baca Juga: Viral di TikTok, Simak Penjelasan Arti Kata Hooligans No Face No Name, Ternyata…
Tempat tersebut juga menjadi salah satu tujuan wisata yang cukup ramai dikunjungi saat libur lebaran.
Demikian beberapa tempat wisata religi yang bisa dikunjungi saat libur lebaran.
Tentu saja bukan sekedar wisata biasa. Namun, ada nilai sejarah dan edukasi yang bisa disampaikan kepada keluarga. ***
Wisata religi yanh ada Banten, cocok untuk dikunjungi saat lebara idul fitri. (Pixabay/syahrulcobain17)