BANTENRAYA.COM – Masalah anak jalanan (anjal) di Kota Serang sampai saat ini tak pernah selesai.
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Serang melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang juga tidak kunjung mengurangi jumlah anak jalanan. Bahkan, ada banyak anak jalanan yang setelah dibina dinas sosial malah turun ke jalan lagi.
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Kota Serang Wiwi Laras Wijayanti mengatakan, berdasarkan pendataan tahun 2020, jumlah anjal di Kota Serang mencapai 50 orang.
Baca Juga: TPP PNS di Cilegon Telat Cair dan Bikin Kelimpungan Pegawai
Dia mengklaim dinas sudah berupaya membina para anjal, dari mulai memberikan pelatihan keterampilan sampai memberikan modal usaha. Pelatihan diberikan sampai mereka dianggap benar-benar mampu mandiri.
“Setiap tahun kita ada program Bulan Bakti. Dimana di program itu kita berdayakan anjal yang ada di Kota Serang untuk bisa berusaha secara mandiri,” kata Wiwi, Minggu 20 Februari 2022.
Namun pada saat pendataan dilakukan kembali pada tahun berikutnya, anak jalanan yang kembali terdapat rupanya masih merupakan anak yang sama.
Baca Juga: Besok Pejabat Eselon II Dilantik, Gerbong IPDN dan ASN Putra Daerah dan Luar Masih Tarik Menarik
Dia sendiri mengakui bahwa apa yang dilakukan dinas sosial selama ini belum efektif.
“Artinya, apa yang sudah kami lakukan belum efektif,” ujarnya.
Wiwi mengatakan, masalah mendasar yang harus diselesaikan adalah masalah pola pikir pada anak jalanan dan keluarganya.
Pola pikir mendapatkan uang dengan mudah dari jalanan harus benar-benar dapat diubah.
“Faktor lain yang memperngaruhi adalah faktor ekonomi, pendidikan, dan pengajaran dari orang tua yang kurang,” katanya.
Baca Juga: 1 Menit Yang Lalu! Berikut Ini Kode Redeem FF Free Fire 21 Februari 2022 Terbaru
Karena itum, kata Wiwi, harus ada kerja sama dari keluarga dan masyarakat sekitar dengan pemerintah daerah untuk menyelesaikan masalah anak jalanan.
Ketua Komisi II DPRD Kota Serang Jumhadi mengatakan, setahunya tidak ada anggran permodalan untuk orang tua anak jalanan di Dinas Sosial Kota Serang.
Dia tahu persis karena dinas sosial merupakan salah satu mitra dari Komisi II DPRD Kota Serang.
“Kalau untuk permodalan itu adanya di Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Serang bukan di dinsos,” kata politisi Partai Nasdem itu.
Baca Juga: Stok Minyak Mulai Menipis, Pemkab Pandeglang Gencarkan Operasi Pasar
Jumhadi menuturkan, selain melakukan intervensi program pada anak jalanan itu sendiri, menurutnya perlu juga ada intervensi program pada orang tua anak jalanan.
Menurutnya, mereka yang harus mendapatkan bantuan permodalan UMKM.
“Dengan cari itu diharapkan keluarga mereka berkecukupan dari sisi ekonomi,” katanya.
Jumhadi menuturkan, berdasarkan informasi yang dia dapatkan langsung dari para anak jalanan di Kota Serang, mereka mayortitas masih duduk di bangku SD.
Sebagian terpaksa harus putus sekolah saat masih duduk di kelas dua SD dan menjadi anak jalanan.
“Rata-rata alasannya (menjadi anak jalanan-red) karena masalah biaya,” ujarnya.
Baca Juga: Stok Minyak Mulai Menipis, Pemkab Pandeglang Gencarkan Operasi Pasar
Karena tidak mempunyai aktivitas belajar di sekolah, maka anak-anak itu kemudian berinisiatif mencari uang di jalanan untuk membantu orang tua mereka.
Sebab umumnya orang tua mereka juga berpenghasilan, karena hanya bekerja sebagai office boy atau semacamnya.
“Padahal aktivitas mengamen, minta-minta, dan manusia silver itu membahayakan diri mereka dan orang lain,” ujar Jumhadi. ***



















