BANTENRAYA.COM – HMI Cabang Cilegon menyebut nilai invetasi puluhan triliun per tahun di Kota Cilegon ternyata tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat.
Hal itu karena masih ada sebanyak 14.357 keluarga miskin dari total 145.150 keluarga yang ada di Kota Cilegon.
Artinya masih ada sebanyak 9,8 persen keluarga di Kota Cilegon masih sudah dan belum sejahtera.
Baca Juga: Semarak HUT RI Ke-80, Daarul Mustofa Kota Serang Tanam 1.000 Pohon
Ketua Umum HMI Cabang Cilegon Tb Rizki Andika menjelaskan, pihaknya menyenangkan dengan nilai investasi di Kota Cilegon yang sudah hampir mencapai total Rp119,1 triliun dari 2021 sampai 2024 tapi angka kemiskinan masih tinggi.
“Artinya investasi berbanding terbalik dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sebab, secara data masih ada 14 ribu lebih keluarga miskin di Kota Cilegon. Padahal investasi dari kurun waktu 2021 sampai 2024 berdasarkan catatan DPMPTSP mencapai Rp119,1 triliun, rinciannya pada 2021 sebesar Rp17,8 triliun, 2022 sebesar Rp32,9 triliun, 2023 sebesar Rp 38,6 triliun dan 2024 sebesar Rp29,8 triliun,” jelasnya, Jumat 15 Agustus 2025.
Tidak hanya itu saja, papar Rizki, dari sisi keberpihakan kebijakan saja untuk mengentaskan kemiskinan masih sangat minim.
Baca Juga: Bakal Difungsikan Kembali, BBWSC3 Siapkan Program Normalisasi Kali Mati di Serang Utara Tahun 2026
Hal itu bisa dilihat dari anggaran belanja bantuan sosial mencapai hanya Rp4 miliar, sementara belanja pegawai mencapai Rp997 miliar pada 2025.
“Justru kami ingin mempertanyakan ini kepada pemerintah. Jika bicara kesejahteraan kenapa keberpihakan anggaran sangat minim,” ucapnya.
Problem kemiskinan, jelas Rizki, seharusnya menjadi prioritas dari pemerintah. Jangan sampai kemiskinan menjadi hal yang terkesan dibiarkan.
Baca Juga: Mahasiswa HMI Cilegon Terobos Ruang Rapat Paripurna, Robinsar: Itu Bentuk Demokrasi
“Fakir miskin dan anak terlantar itu dalam Amanah konstitusi dipelihara negara,” jelasnya.
Sebelumnya, Berdasarkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) 2025 warga sangat miskin 19.266 jiwa atau sebanyak 6.126 keluarga, warga miskin itu 27.356 jiwa atau 8.231 keluarga.
warga hampir miskin sebanyak 33.084 jiwa atau 10.021 keluarga, rentan miskin sebanyak 37.616 jiwa atau 11.814 keluarga, dan pas-pasan sebanyak 42.180 jiwa atau 13.338.
Baca Juga: Ini Harapan Robinsar dan Fajar di HUT ke-80 RI, Kolaborasi Jadi Kunci Indonesia Unggul
Warga menengah ke atas mencapai 291.047 jiwa atau 84.259 keluarga, tidak masuk kategori sebanyak 23.765 jiwa atau 11.332 keluarga dan terakhir tidak ditemukan sebanyak 181 jiwa atau 29 keluarga. ***