BANTENRAYA.COM – Semburan api yang diduga merupakan aktivitas flaring dari PT Pertamina Energy Terminal di Tanjung Sekong membuat warga di Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak resah.
Flaring tanpa rencana dan tiba-tiba karena tidak adanya surat pemberitahuan kepada dinas terkait tersebut diduga dilakukan karena adanya insiden, sehingga butuh tindakan cepat untuk melepaskan gas dengan cara dibakar untuk meminimalisir bahaya operasi dari pabrik.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon sendiri sampai sekarang belum mendapatkan surat pemberitahuan adanya flaring yang dilakukan.
Baca Juga: Cegah Kenalalan Remaja, Ratusan Pelajar SMP di Pabuaran Diberi Edukasi
Kepala DLH Kota Cilegon Sabri Mahyudin menjelaskan, membenarkan jika api di Pertamina Energy Terminal tersebut adalah proses flaring.
Namun, proses tersebut berbeda seperti yang ada di PT Lotte yang direncanakan. Di Pertamina Energy Terminal analisananya ada kemungkinan insiden terjadi sehingga harus mengambil tindakan cepat.
“Sedang melakukan alring, sebenarnya tidak tahu neh, kalau yang kemarin Lotte itu kan terencana, ini tidak terencana sepertinya, karena memang sampai saat ini DLH belum menerima surat dari PET terkait dengan flaring yang terjadi, intinya itu. Ini ada kemungkinan analisa saya ada sesuatu di dalamnya, sehingga dia mereka melakukan flaring,” katanya, Jumat 18 Juli 2025.
Baca Juga: Alur Cerita The Nice Guy Episode 1 dan 2 Sub Indo: Drakor Lee Dong Wook dan Lee Sung Kyung
Jika kondisinya benar ada insiden dan harus melakukan itu, imbuh Sabri, itu akan berbahaya justru kalau tidak dilakukan flaring.
“Yah (jika ada insiden-red), jadi kalau tidak dilakukan malah berbahaya, memang kalau lotte itu sudah terencana, kalau ini sampai saat ini tidak ada surat, belum ada surat sampai dengan flaring ini dari PET-nya,” imbuhnya.
Sabri menegaskan, pihaknya masih akan menunggu laporan dari PT Pertamina Energy Terminal soal sebenarnya apa yang terjadi.
Sebab, sebenarnya sampai sekarang belum mengetahui sebenarnya kenapa harus melakukan flaring hanya dalam waktu beberapa jam saja.
“Ini flairingnya kayaknya ada juga tidak tahu apakah. cuman kalau dilihat hanya beberapa jam. ini insidennya datanya dari jam 04.00 (WIB-red) saya agak lupa hanya beberapa jam. Sepertinya mereka juga akan memberikan DLH melalui surat. Sampai saat ini kami DLH belum menerima surat dari kejadian yah belum ada repot,” ujarnya.
Sementara itu, melalui rilis resmi Direktur Utama Pertamina Energy Terminal Bayu Prostiyono menyampaikan, PT Pertamina Energy Terminal (PET) memastikan kondisi LPG Terminal Tanjung Sekong yang berada di Merak, saat ini dalam kondisi aman dan terkendali.
Baca Juga: Perayaan HUT Koperasi ke-78 di Lebak Diwarnai Insiden Pencopetan, Pelaku Nyaris Diamuk Massa
“Saat ini, tim operasional sedang melakukan aktivitas flaring atau aktivitas pelepasan gas sisa melalui proses pembakaran, yang merupakan bagian dari prosedur pengamanan untuk menjaga keselamatan operasi. Kegiatan flaring dimulai pada 17 Juli 2025 dan masih berlangsung, dampaknya bisa menimbulkan api dan asap,” ujarnya.
Menurut Bayu, PET memastikan operasional tetap berjalan lancar dan tidak ada korban atau kerusakan fasilitas perusahaan dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan flaring dilakukan sebagai bentuk pencegahan atas potensi risiko operasional dan telah ditangani sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku, serta tidak berdampak pada kelancaran distribusi energi.
Baca Juga: Guru PAUD Lulusan SMA di Kota Cilegon Kini Bisa Lanjutkan Studi S1 dengan Biaya Terjangkau
“PET terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan langkah pengamanan secara intensif di lokasi untuk memastikan situasi tetap terkendali di area Terminal LPG Tanjung Sekong dan lingkungan sekitar,” pungkasnya. ***