BANTENRAYA.COM – Trotoar dari Simpang Lampu Merah PCI hingga Pintu Gerbang Timur Kota Cilegon dilakukan revitalisasi. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Kota Cilegon memberikan anggaran Rp1,4 miliar untuk melakukan revitalisasi trotoar tersebut.
Pantauan Banten Raya, saat ini proses pengerjaan sendiri sudah dilakukan pembongkaran terhadap semua trotoar dengan lebar kurang lebih 2,5 meter mulai dari titik Lampu Merah PCI hingga gerbang pintu masuk timur Kota Cilegon.
Tidak hanya trotoar di Cilegon yang sudah dikupas. Namun, terlihat sejumlah pohon juga sudah dilakukan penebangan, sehingga hal itu membuat jalan menjadi berdebu, panas dan gersang.
Kepala DPUTR Kota Cilegon Tb Dendi Rudiatna menyatakan, Waktu pengerjaan trotoar sendiri hingga pekan ke tiga di Desember 2025 nanti. Dimana, program revitalisasi dianggarkan mencapai Rp1,4 miliar.
BACA JUGA : Limbah Domestik dan Limbah Industri Cilegon Dilirik 2 Perusahaan Dari Jepang
“Sebanyak Rp1,4 miliar. Sekitar minggu (pekan-red) ke 3 di Desember 2025,” katanya, Selasa (28/10).
Saat ditanya soal penebangan sejumlah pohon yang sudah tertanam dan ada di trotoar Cilegon, Dendi tidak memberikan jawaban. Akibatnya, jalan tersebut menjadi sangat gersang, panas dan berdebu.
Warga sekitar Alif menyayangkan ditebangnya sejumlah pohon yang sudah berusia tahunan tersebut di Cilegon. Padahal, proses revitalisasi bisa dilakukan dengan tanpa adanya penebangan pohon palm yang sudah ada.
“Bagusnya tidak menebang pohon di Cilegon. Sebab, itu menjadi gersang dan panas. Jika ditanam lagi juga akan membutuhkan Waktu, terus jika tidak ada pohon itu akan sangat gersang dan panas,” ujarnya.
Alif menyatakan, berharap jika pembangunan sendiri bisa semakin baik, tertama tentu untuk kepentingan public secara manfaat dan estetika.
“Itu gerbang masuk, saya harap bisa bagus dan tentu manfaatnya bisa dirasakan,” ucapnya.
BACA JUGA : Baznas Cilegon Sukses Berdayakan Ekonomi Umat Melalui BMM
Salah satu pegiat lingkungan yang juga Wakil Sekretaris Bidang (Wasekbid) Lingkungan Hidup Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badko Jabodetabeka-Banten Asep Safiulloh menjelaskan, dirinya menyarankan agar sekecil apapun pembangunan yang dilakukan pemerintah tetap memperhatikan lingkungan. Dengan adanya penebangan pohon tentu harus ada yang digantikan.
“Kami harap pemerintah bisa lebih memperhatikan aspek lingkungan dalam setiap pembangunan. Jangan sampai pohon ditebang tapi tidak ada gantinya penghijaun yang lain,” ujarnya.
Asep mengatakan, Kota Cilegon menjadi salah satu kota yang memiliki indek kualitas Udara yang kurang baik. Artinya, faktor lingkungan dan penghijauan menjadi poin yang harus menjadi perhatian serius pemerintah.
“Beberapa daerah kecamatan di Kota Cilegon memiliki indek kualitas Udara yang tidak baik, terutama wilayah industry. Artinya, jika wilayah perkotaan tidak lagi mengindahkan lingkungan maka itu akan semakin memperburuk kualitas udaranya,” papar pria yang pernah menjadi Pengurus Mahasiswa Kelestarian Alam Universitas Al-Khairiyah (Skala) ini. (***)
 
			
















