BANTENRAYA.COM – Sebanyak 18.950 warga Kabupaten Serang masih mengalami diabetes melitus (DM) lantaran tidak bisa menjaga pola makan yang sehat dan teratur.
Angka diabetes di Kabupaten Serang sendiri cenderung menurun dari jumlah tahun sebelumnya yang mencapai 28.811.
Namun yang baru diberikan pelayanan kesehatan 16.804 dengan melakukan skrining di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan pelayanan lainnya.
Baca Juga: Prioritaskan Masyarakat Lokal, Pemprov Banten Dorong Regulasi Izin Penambangan Rakyat
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, Istianah Hariyanti mengatakan, pihaknya belum memenuhi target untuk melakukan pelayanan kepada pengidap DM.
“Sampai dengan November ya ini kita melayaninya 16.804 atau 88,68 persen. Artinya belum semua mendapatkan pelayanan kesehatan karena masyarakat banyak yang tidak mau datang untuk dilakukan skrining kesehatan, harusnya 15 tahun keatas itu semuanya di cek gula darahnya minimal setahun sekali,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (18/12).
Ia menjelaskan, penyakit diabetes ini tidak bisa disembuhkan jika masyarakat masih mengkonsumsi gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.
Baca Juga: Beri Bantuan Korban Banjir Rob, Budi Rustandi Janji Bangun Infrastruktur Jalan Beton di Pancer
“Diabetes itu tidak akan sembuh seumur hidup, dia hanya bisa dikendalikan gula darahnya sampai normal, kita sarankan kepada mereka supaya melakukan skrining setiap satu bulan sekali. Jika mengkonsumsi makanan yang tidak sehat lagi atau gejala stres tinggi dia bisa mengalami diabetes lagi secara tiba-tiba,” katanya.
Istianah menuturkan, penyakit diabetes juga bisa menimbulkan penyakit yang lain seperti merusak kekuatan otot, mengakibatkan komplikasi penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal.
“Jadi ada kemarin kita ketemu sam pasien umur 25 tahun udah tinggi gula darahnya, ternyata memang setiap hari dia konsumsinya kue-kue manis, terus ini minumnya es boba, es teh manis kopi, dan itu kan berarti menuruti gaya hidup sekarang. Kita dorong dia untuk memperbaiki gaya hidup dan dibantu dengan obat-obatan,” jelasnya.
Baca Juga: Jaga Kebersamaan, KNPI Kabupaten Serang Gelar Penguatan Kelembagaan
Ia mengungkapkan, kebanyakan pengidap penyakit diabetes ini adalah orang yang sudah berusia 40 tahun namun pihaknya menargetkan semua pengidap harus diberikan pelayanan kesehatan.
“Penderita diabetes umurnya biasanya sih 40 tahun ke atas, tapi sekarang terjadi juga pada usia yang lebih muda karena pola makannya tidak terjaga. Target kita mulai dari usia 15 tahun ke atas harus sering skrining agar kondisinya tetap terpantau oleh kita,” paparnya.
Pihaknya juga sudah menyiapkan beberapa program untuk mencegah terjadinya diabetes dan memberikan pengobatan bagi yang sudah mengidap penyakit tersebut.
Baca Juga: Hampir Sepekan Banjir Rob Rendam Puluhan Rumah di Serang, Warga Tak Mengungsi dan Pilih Bertahan
“Kita langsung terjun ke masyarakat ada programnya seperti sosialisasi deskriminasi, informasi kampanye, gerakan penyuluhan, kita sudah punya perbup (Peraturan Bupati) tentang germas. Tapi belum semua masyarakat memiliki kesadaran karena kegiatan kita memang belum bisa menjangkau seluruh penduduk Kabupaten Serang,” tuturnya.***