BANTENRAYA.COM – Kasus demam berdarah dengue atau DBD di Kota Serang menggila. Tercatat lima orang tewas akibat kasus DBD.
Terhitung sejak Januari-April 2024, Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Serang mencatat 448 orang positif terjangkit virus DBD.
Kondisi lingkungan tempat tinggal yang kotor menjadi salah satu penyebab kasus DBD di Kota Serang menggila.
Warga Kota Serang diimbau untuk rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk DBD dengan cara menguras, menutup, mengubur plus pemberian obat abatesasi atau 3M plus.
Kabid Kesehatan Masyarakat atau Kesmas Dinkes Kota Serang Ratu Ani Nuraeni mengatakan, kasus DBD di Kota Serang meroket tajam selama empat bulan terakhir di awal tahun 2024.
Baca Juga: 50 Calon Anggota DPRD Kabupaten Serang Ditetapkan. Jangan Lupa Laporkan LHKPN Sebelum Dilantik
“Januari-April 2024 sudah ada 448 kasus DBD,” ujar Ratu Ani Nuraeni, kepada Bantenraya.com.
Bila dibandingkan tahun 2023 lalu, kata Ani, kasus DBD Januari-April menggila.
“Tahun ini baru empat bulan saja sudah 448 kasus. Jelas melonjak bila dibanding tahun 2023 yang hanya 311 kasus,” ucap dia.
Tak hanya jumlah kasusnya saja yang melonjak, jumlah korban yang meninggal dunia akibat gigitan nyamuk DBD Aedes aegypti pun meroket.
“Januari-April 2024 sudah lima orang yang meninggal dunia karena DBD. Tahun 2023 cuma dua orang yang meninggal. Tentunya ini meningkat signifikan baik secara angka terjangkit DBDnya maupun angka korban jiwanya,” tuturnya.
Ani menjelaskan, lima orang korban jiwa akibat DBD itu pertama perempuan 10 tahun dari Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Walantaka, perempuan usia 6 tahun Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Walantaka, perempuan usia 24 tahun asal Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Walantaka; perempuan usia 3 tahun Kelurahan Cilaku, Kecamatan Curug; dan perempuan usia 12 tahun Taman Banten Lestari, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Jalan Raya Rangkasbitung-Bogor Ambles. Hati-hati Bagi Pengguna Jalan
“Rata-rata korban yang meninggal dunia usia anak-anak, karena anak-anak lebih rentan terhadap DBD,” jelas dia.
Ani menerangkan, mayoritas korban yang positif terjangkit virus DBD sepanjang tahun 2023 masih usia produktif.
“Usianya 15-54 tahun,” sebutnya.
Ani menyebutkan, sebesaran kasus DBD tahun 2023 per kecamatan yakni, Kecamatan Cipocok Jaya 48 kasus, Kecamatan Curug 11 kasus, Kecamatan Kasemen 34 kasus, Kecamatan Serang 124 kasus, Kecamatan Taktakan 65 kasus, dan Kecamatan Walantaka 29 kasus.
Kasus DBD Januari-Maret 2024 tercatat 329 kasus rinciannya per kecamatan, yaitu Kecamatan Cipocok Jaya 69 kasus, Kecamatan Curug 12 kasus, Kecamatan Kasemen 16 kasus, Kecamatan Serang 144 kasus, Kecamatan Taktakan 44 kasus, dan Kecamatan Walantaka 44. Jumlah ini belum termasuk data April 2024.
“Jadi kasus DBD ini paling banyak di pemukiman padat penduduk,” jelas dia.
Ani menjelaskan, tingginya kasus DBD di Januari-April 2024 ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya lingkungan yang kurang bersih dan cuaca.
“Faktornya cuaca dan lingkungan yang kotor,” jelas dia.
Baca Juga: Sekolah di Maja Kabupaten Lebak Diliburkan Akibat Banjir Bertepatan Momen Hardiknas
Untuk penanganannya, kata Ani, pihaknya telah melakukan pelayanan terhadap pasien DBD di Puskesmas, namun kondisinya sudah kritis.
“Pasien datang ke layanan puskesmas sudah kondisi kritis, selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. Ketika meninggal selanjutnya langsung diPE, dilakukan PSN dan dilaksanakan fogging,” terangnya.
Ratu Ani Nuraeni mengaku pihaknya terus berkomitmen menekan kasus DBD di Kota Serang dengan cara penyuluhan kepada masyarakat.
“Kita berikan edukasi pentingnya kebersihan lingkungan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN,” pungkas Ani. (***)