BANTENRAYA.COM – Sebanyak 200 vial Fomepizole bantuan dari Jepang telah sampai di Indonesia.
Dikutip dari akun Twitter @KemenkesRI, saat ini Fomepizole telah diterima oleh gudang farmasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Fomepizole merupakan obat terapi untuk penyembuhan gangguan gagal ginjal akut yang disebabkan cemaran etilen glikol (EG) maupun dietilen glikol (DEG).
Fomepizole selanjutnya akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit rujukan provinsi dan diberikan secara gratis kepada pasien.
Namun, Kemenkes mengimbau masyarakat agat tetap menjg dan memantau kesehatan anak.
“Meski obat GGA telah tersedia, sebagai bentuk kewaspadaan dini, orang tua diimbau tetap menjaga & memantau kesehatan buah hatinya,” tulis @KemenkesRI, Sabtu, 29 Oktober 2022 pukul 14.01 WIB.
Kemenkes meminta masyarakat agar segera merujuk anak ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat jika anak mengalami beberapa gejala yang mengarah kepada GGL ginjal akut, seperti air kencing keruh bahkan tidak keluar sama sekali, demam, mual, dan muntah.
Meski saat ini dianggap sebagai obat terapi untuk menyembuhkan gagal ginjal akut, tapi ternyata pasien gagal ginjal akut tetap bisa sembuh tanpa terapi Fomepizole.
Baca Juga: Daftar 18 Hari Besar Nasional di Bulan November 2022, Ada Hari Pahlawan Hingga Ulang Tahun Korpri
Diikutip Bantenraya.com dari Antara, 4 pasien gagal ginjal akut yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito Yogyakarta berhasil sembuh tanpa diberikan Fomepizole
13 pasien anak gagal ginjal akut yang sedang ditangani di RSUP Sardjito Yogyakarta, sebanyak empat pasien telah diperbolehkan pulang dan bisa menjalani perawatan rawat jalan.
Sementara dua orang anak lainnya masih dirawat dan tujuh lainnya sudah meninggal.
Empat pasien yang sembuh, saat pertama kali masuk ke RSUP dr Sardjito dengan kondisi gagal ginjal akut stadium 3.
Baca Juga: Peran Nyata Pertamina untuk Masyarakat Gerem Kota Cilegon, Bina KWT Secara Berkelanjutan
Dari empat anak yang diperbolehkan pulang, tiga anak bebas dari hemodialisa (cuci darah), sedangkan satu anak masih membutuhkannya selama rawat jalan.
Kondisi klinis para pasien anak membaik meski tidak mendapatkan obat penawar Fomepizole.
Hingga saat ini, Dinkes DI Yogyakarta belum menerima Fomepizole dari kementerian kesehatan karena untuk saat ini obat tersebut diprioritaskan untuk RSCM.
Pakar Nefrologi Anak RSUP Dr Sardjito dr. Retno Palupi mengatakan hingga 25 Oktober 2022, obat Fomepizole belum masuk ke RSUP Dr Sardjito. Sehingga penanganan dilakukan sesuai pedoman yang ada.
Baca Juga: Ingin Hilangkang Stunting, Pj Sekda Banten M Tranggono Sampai Minta Bantuan Para Pemuda
Dokter spesialis anak itu menyebutkan yang dilakukan untuk pasien anak gagal ginjal akut di RSUP Sardjito berupa pengobatan suportif hingga tindakan terapi pengganti ginjal.
Metode dialisis yang dilakukan berupa hemodialisis yaitu cuci darah dengan mesin atau peritoneal dialisis yaitu cuci darah dengan pemasangan selang pada rongga perut yang dapat dikerjakan tanpa Fomepizole.
Seperti diketahui, sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia telah mendatangkan Fomepizole dari Singapura dan diuji coba kepada sepuluh dari 11 pasien gagal ginjal akut RSCM Jakarta dan hasilnya kondisi pasien membaik, sebagian stabil.
Menkes mengatakan Indonesia sejauh ini telah menerima 20 vial Fomepizol dari Singapura dan dijadwalkan menerima 16 vial lagi dari Australia pada Senin malam, 24 Oktober 2022.
Baca Juga: Rehan Lempar Raket saat Tembus Semifinal French Open 2022, Jojo Cidera dan Bakri Gugur
“Kita sedang proses untuk beli dari Amerika (Serikat), mereka punya stok enggak terlampau banyak di sana. Kita juga sekarang sedang dalam proses untuk beli dari Jepang, mereka ada stok sekitar 2.000-an,” katanya. (***)