BANTEN RAYA.COM – Sebanyak 60 warga Kabupaten Serang dinyatakan positif terkena penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Data tersebut merupakan temuan dari Januari hingga Mei 2025 dan didominasi dari kelompok Lelaki Seks Lelaki atau LSL yang melakukan hubungan seksual menyimpang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Istianah Hariyanti mengatakan, penemuan kasus HIV di Kabupaten Serang dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Baca Juga: Gustiwiw Direncanakan Gabung A4A Clan di Marapthon Season 3, Namun Takdir Berkata Lain
“Tahun 2021 ada 42 kasus, tahun 2022 ada 123 kasus, tahun 2023 ada 125 kasus, tahun 2024 ada 178 kasus. Pada tahun ini sampai Mei sudah ada 60 kasus,” ujarnya, Selasa, 8 Juli 2025.
Ia menjelaskan, temuan 60 kasus HIV tersebut berasal dari 17 lokasi seperti dari 15 pukesmas, dari RS dr. Dradjat Prawiranegara (RSDP) Serang, dan dari Rumah Sakit Hermina Ciruas.
“Paling tinggi itu di RSDP ada 17 kasus, Puskesmas Ciomas ada 8 kasus, Puskesmas Kragilan 6 kasus. Kasus HIV juga ditemukan di Puskesmas Waringinkurung satu kasus, RS Hermina satu kasus,” ungkapnya.
Istianah menuturkan, kasus HIV terbanyak ditemukan pada kelompok LSL.
“Temuan orang dengan HIV berdasarkan kelompok risiko yang paling tinggi di kelompok LSL yakni 17 kasus, pada penderita TBC (Tuberculosis), pada penderita IMS (infeksi menular seksual). Kemudian ada di kelompok ibu hamil dan lain-lain,” jelasnya.
Pihaknya terus berupaya melakukan pencegahan dan penanganan dengan mengajak semua pihak berperan aktif untuk menjaga keluarga dan terutama anak-anak agar terhindar dari penularan HIV-AIDS ini dengan menghindari perilaku beresiko tinggi.
Baca Juga: Siapa Arya Daru Pangayunan? Diplomat Muda Kemenlu yang Ditemukan Tewas Kepala Terlilit Lakban di Kos
“Anak-anak terutama remaja harusnya diarahkan untuk melakukan kegiatan positif seperti komunitas sepeda dan komunitas lari atau komunitas hoby positif yang lain. Jadi pesan saya lakukan hal-hal positif,” paparnya.
Ia mengungkapkan, kasus tersebut dapat dicegah dengan memperkuat ketahanan keluarga seperti meningkatkan kajian-kajian agama serta membangun lingkungan yang baik.
“HIV ini sangat berbahaya karena bisa melemahkan kekebalan tubuh dan penularannya melalui hubungan seksual dan darah” tuturnya. ***


















