BANTENRAYA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BBD) Kabupaten Serang mencatat kejadian kecelakaan di laut dan di sungai sepanjang tahun 2024 mencapai 19 kasus. Dari jumlah tersebut, 18 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Sekretaris BPBD Kabupaten Serang Ade Ivan Munansyah mengatakan, angka laka sungai dan laut di Kabupaten Serang terbilang cukup tinggi.
“Kalau tahun kemarinkan ada el nino, tapi untuk tahun ini sering terjadi curah hujan yang tinggi sehingga angka orang hanyut juga lumayan meningkat. Kita mencatat dari Januari sampai 20 Desember 2024 ini sudah ada 19 kasus,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (23/12).
Baca Juga: Pakai Uang Pribadi, Staf Khusus Presiden Renovasi MI Al-Khairiyah yang Rusak Berat di Mancak
Ia menjelaskan, laka laut sering kali terjadi di Kecamatan Anyer dan Cinangka karena banyak wisatawan yang tidak mentaati imbaun ketika berada di kawasan pantai.
“Di Anyer 5 kasus, Puloampel 2 kasus, Bojonegara dua kasus, terus laka sungainya di Tunjung Teja, Kragilan, Cikeusal, Pamarayan, Cinangka, Padarincang, Kramatwatu, Ciruas, Baros, Carenang masing-masing mencatat satu kasus,” ungkapnya.
Ivan menuturkan, kasus yang paling banyak terjadi disebabkan karena faktor cuaca ekstrem dan dua kasus lainnya disebabkan murni karena kelalaian korban.
Baca Juga: Momen Haru, Anak Bungsu Pj Walikota Serang Nanang Saefudin Beri Kejutan di Hari Ibu
“Ada 17 kasus karena musibah umum karena kondisi alam seperti terkena ombak atau hal lainnya,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, dari 19 kasus laka sungai dan laut tersebut terdapat 24 orang yang menjadi korban, 18 di antarannya meninggal dunia serta 4 orang tersambar petir di laut Bojonegara saat berangkat melaut.
“Dua orang dinyatakan selamat, yaitu kasus laka laut pada Januari lalu di sekitar pantai Bandulu Anyer dan kasus di Desa Kramatwatu yang berhasil diselamatkan oleh warga,” paparnya.
Baca Juga: Peringati Hari Ibu, TP PKK Kota Serang Berikan 100 Paket Sembako untuk Lansia
Pada saat melakukan pencarian para petugas sering kali mengalami kendala sehingga membutuhkan waktu dua sampai tiga hari untuk menemukan korban. “Setiap pencarian pasti ada rintangannya, terkadang airnya deras, banyak bebatuan dan sebagainya,” tuturnya.***