BANTENRAYA.COM – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Serang mencatat terdapat 85 hektare sawah alami puso.
Puluhan hektare sawah tersebut alami puso akibat terendam banjir dan tersebar tersebar di Kecamatan Mancak, Pontang, Ciruas serta Kecamatan Tunjung Teja.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang Suhardjo mengatakan, ratusan hektare sawah sempat dilanda banjir yang terjadi pada akhir November hingga pertengahan Desember.
Baca Juga: Siap Beroperasi Tahun 2026, Reaktivasi Jalur Kereta Api Rangkasbitung-Labuan Dimulai 2025
” Kurang lebih 508 hektare sawah padi yang terkena banjir yang tersebar di 11 Kecamatan. Banjir terjadi seperti di Kecamatan Padraincang, Ciruas, Jawilan, Bandung, Mancak, Pontang, Tirtayasa, Lebakwangi, Cinangka, Tunjung Teja, dan Kecamatan Cikeusal,” ujarnya Sabtu (22/12).
Ia menjelaskan, dari 508 hektare yang diterjang banjira terdapat 85 hektare lahan di Kabupaten Serang yang mengalami Puso.
“Di Desa Bumi jaya Kecamatan Ciruas Seluas 6 hektare, Desa Cikedung Kecamatan Mancak paling banyak itu ada 42 hektare. Lalu di Desa Pulokencana, Kecamatan Pontang 2 Hektare, Desa Kemuning dan Bojong Menteng, Kecamatan Tunjung Teja itu ada 85 hektare,” katanya.
Baca Juga: Amankan Libur Nataru di Pandeglang, 400 Personel Gabungan TNI-Polri Dikerahkan
Suhardjo menuturkan, adapun lahan yang mengalami puso tersebut mayoritas ditanami yang baru berusia 30 hari.
“pada masa pertanaman. Jadi tidak ada yang mau panen, usianya dibawah 30 hari setelah tanam. Kita sudah ajukan ke Dinas Provinsi Banten supaya nantinya para petani diberikan bantuan benih,” jelasnya
Terpisah, kepala BPP Mancak Habibi mengatakan, di daerahnya terdapat 75 hektare sawah yang terkana banjir sedangkan yang mengalami puso sebanyak 42 hektare.
Baca Juga: BPBD Cilegon Kenalkan Program SPAB di Sekolah, Edukasi Siswa dan Guru Antisipasi Mitigasi Bencana
“Ada 33 hektare dan ini nasibnya belum jelas karena masih terendam. Sementara yang sudah dinyatakan puso ada 42 hektare, kemungkinan sawah yang alami puos ini berpotensi bertambah,” ujarnya.
Ia menjelaskan, lahan yang mengalami puso hanya berasal dari daerah Desa Cikedung akibat curah hujan tinggi dan meluapnya sungai rawa danau.
“kita sudah pengajuan ke DKPP kabupaten dan Provinsi tapi karena akhir tahun kita belum tahu masih apa enggak anggarannya. Kondisi yang kena puso itu pastinya tanaman sudah pada busuk,” katanya.***