BANTENRAYA.COM – Satu keluarga di Desa Mandaya, Kecamatan Carenang harus rela tinggal di gedung Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) karena rumah yang ditempati sebelumnya ambruk terkena angin kencang pada bulan Maret lalu.
Satu keluarga tersebut sudah tinggal 10 bulan lamanya karena terkendala dengan dana untuk membuat rumah baru.
Kepala keluarga Romli mengatakan, saat ini ia tinggal bersama tiga orang anggota keluarganya di bangunan yang ukuran kurang lebih 4×4 meter itu.
Baca Juga: Terbukti Sodomi Seorang Pelajar, Bos Rongsokan asal Tanara Divonis 6 Tahun Penjara
“Saya tinggal di Pamsimas ini bersama istri, anak, dan cucu saya yang ditinggal orang tuanya kerja di Saudi Arabia. Anak saya baru umur 14 tahun dan masih duduk di bangku SMP, ” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Minggu (22/12).
Ia menjelaskan, selama tinggal di Pamsimas terkadang pihaknya mengalami kesulitan ketika hujan datang karena air dapat masuk ke dalam ruangan.
“Untuk sehari-hari masak, makan, tidur, dan semua aktifitas di rumah ini. Tapi kalau pas hujan kadang enggak tidur karena airnya masuk ke dalam ruangan, ” katanya.
Baca Juga: Jalur Wisata Anyer-Carita Diberlakukan Sistem One Way, Berikut Jam Operasional dan Rute Alternatif
Romli menuturkan, saat rumah sebelumnya roboh ia sempat mengajukan program rutilahu dan diberikan bantuan berupa sembako dari Dinas Sosial Kabupaten Serang.
” Pas awal-awal sempat diajukan ke desa untuk program Rutilahu, namun sampai sekarang belum tahu perkembangannya seperti apa karena tidak ada kelanjutan, ” jelasnya.
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah membuat pondasi rumah dari hasil jari payah dan menabung, namun sayangnya dana belum cukup untuk membangun rumah.
Baca Juga: Realisasi Ruang Terbuka Hijau, PKL di Dekat Rel Kereta Api Stadion MY Bakal Direlokasi
“Sekarang lagi enggak kerja dan saya disini menjabat sebagai RT (Rukun Tetangga). Tinggal di Pamsimas ini karena enggak ada pilihan lain, alhamdulillah warga dan pihak desa mengizinkan saya tinggal disini,” paparnya.
Ia mengakui, sering dihantui dengan rasa khawatir dan takut jika air yang ada di atas bangunan itu tiba-tiba bocor dan meledak.
“Sedih sih ada, terkadang saya juga takut air yang diatas ini roboh. Tapi karena enggak ada pilihan lain karena mau tinggal di rumah tetangga sama saudara juga enggak enak kalau waktunya lama, ” tuturnya.***


















