BANTENRAYA.COM – Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan,
Universitas Esa Unggul menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Ruang 406 Universitas Esa Unggul Jakarta, Sabtu 13 September 2025.
Kegiatan pengabdian masyarakat kali ini berbentuk workshop dengan tema SNOMED-CT Mastery: dari Pengenalan hingga Penerapan Rekam Medis Elektronik.
Workshop ini merupakan upaya untuk mempersiapkan mahasiswa yang nantinya akan terjun sebagai praktisi di bidang rekam medis dan informasi kesehatan yang akan menggunakan terminologi klinis SNOMED-CT.
BACA JUGA: Tambang di Jawa Barat Ditutup KDM, Truk Batu dan Pasir Numpuk di Ciwandan dan Bojonegara Banten

Dosen Universitas Esa Unggul, Nanda Aula Rumana, SKM., MKM, menyatakan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini memiliki peran krusial dalam mempersiapkan mahasiswa sebagai calon praktisi untuk menyambut Transformasi Digital Kesehatan Nasional.
Selain itu, praktisi perekam medis juga turut andil dalam kegiatan ini karena perekam medis saat ini merupakan ujung tombak penerapan rekam medis elektronik di Indonesia.
Dosen Universitas Esa Unggul, Nanda Aula Rumana, SKM., MKM, menyatakan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini memiliki peran krusial dalam mempersiapkan mahasiswa sebagai calon praktisi untuk menyambut Transformasi Digital Kesehatan Nasional.
Beliau menjelaskan bahwa salah satu dari enam pilar transformasi sistem kesehatan yang dicanangkan pemerintah adalah transformasi digital kesehatan, yang bertujuan penting untuk mengintegrasikan atau menyatukan seluruh data kesehatan.
BACA JUGA: 4 Pilihan Kampus Negeri di Lampung Beserta Biayanya, Bisa Jadi Rujukan Pendaftaran 2026
Pemerintah telah mengeluarkan platform integrasi data kesehatan bernama SATUSEHAT.
“Kemampuan Perekam Medis saat ini sudah tidak lagi membutuhkan tenaga runner, melainkan kemampuan yang dibutuhkan adalah tenaga analisis data,” tegas Bu Nanda.
Ia menambahkan bahwa integrasi data antar fasilitas kesehatan dan aplikasi memerlukan standar interoperabilitas, dan SNOMED-CT adalah salah satu standar terminologi klinis yang menjadi solusinya.

Sementara itu, Ibu Nur Ratri Annisa Putri yang merupakan Terminology Lead dari DTO Kemenkes RI, menekankan bahwa SNOMED-CT memiliki kemampuan untuk memberikan rincian yang sangat spesifik dalam pencatatan informasi kesehatan.
Menurutnya, pencatatan gejala, anamnesis, hasil laboratorium, spesimen, hingga tindakan medis lainnya dapat
dilakukan secara rinci sejak pasien masuk hingga pasien pulang dengan menggunakan SNOMED-CT dalam Rekam Medis Elektronik (RME).
“Informasi yang lebih rinci memungkinkan dokter dan tenaga medis untuk merencanakan perawatan yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan pasien. Pengkodean diagnosa pun menjadi lebih akurat dengan adanya catatan pendukung yang jelas dan terstandarisasi,” ujar Bu Puput sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, ia berharap penerapan SNOMED-CT ini dapat mempermudah analisis data kesehatan.
Dengan sistem yang sudah terstandarisasi, pemantauan pasien dapat dilakukan lebih akurat dan menyeluruh, sehingga dokter dan perawat bisa merencanakan tindakan yang tepat sejak awal hingga akhir perawatan.

Kegiatan workshop ini juga melibatkan rangkaian acara yang sistematis, mulai dari pre-test untuk mengukur pengetahuan awal mahasiswa, penyampaian materi mengenai pengenalan hingga implementasi SNOMED CT, hingga praktik langsung menggunakan SNOMED-CT browser dengan melibatkan mahasiswa. Seluruh kegiatan kemudian ditutup dengan post-test untuk mengevaluasi tingkat pemahaman peserta.
Melalui program pengabdian masyarakat ini, Universitas Esa Unggul berharap mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan SNOMED-CT sebagai bekal nyata menghadapi transformasi digital kesehatan di Indonesia. ***