BANTENRAYA.COM – Truk pengangkut hasil tambang pasir dan batu membanjiri Banten diduga karena efek ditutupnya tambang di Jawa Barat tepatnya di Parung Bogor.
Truk tersebut sekarang pada pagi dan siang hari memadati sejumlah jalan di Ciwandan dan Bojonegara Banten untuk menunggu melintas malam hari dari Banten menuju proyek-proyek di wilayah Jakarta, Jawa Barat dan sekitarnya.
Kendati begitu, truk tersebut mengangkut hasil tambang batu dan pasir bukan milik pengusaha atau asosiasi dari truk di Banten melainkan dari luar daerah.
BACA JUGA: Amara Kids Fun Run 2025, Lari Sehat Sambil Seru-seruan Bareng Si Kecil di Tangerang
Diketahui, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau akrab disapa Kang Dedi Mulyadi alias KDM menutup sementara tambang di Parung Panjang Bogor melalui surat nomor 7920/ES.09/PEREK pada 25 September 2025.
Hal itu membuat pengusaha akhirnya memburu tambang batu dan pasir di Banten, beberapa diantaranya Kota Cilegon, Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak.
Humas Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Provinsi Banten Irham membenarkan, banyaknya truk di wilayah Cilegon yakni Ciwandan dan Kabupaten Serang di Bojonegara itu karena efek adanya penutupan tambang di Jawa Barat.
BACA JUGA: Tekuk Semen Padang, Persita Tangerang Merangsek ke Peringkat 2 Klasemen Sementara Super League
Hal itu menjadikan pengusaha akhirnya mengambil barang barang batu dan pasir ke Cilegon dan Serang.
“Jadi yah itu tambang Jawa Barat di tutup, jadi orang beli batunya ke Bojonegara dan Ciwandan, termasuk pasir. Akhirnya menimbulkan kemacetan dan BBM juga terkadang langka, itu efeknya,” jelasnya.
Antisipasi soal kemacetan dan truk yang parkir sembarangan, papar Irham, hal itu menjadi kewenangan dari petugas baik Dinas Perhubungan (Dishub) dan Kepolisian Lalu Lintas setempat.
Sebab, Aptrindo tidak bisa mencegah usaha dan melarangnya untuk mengambil hasil tambang di Kota Cilegon.
“Kalau antisipasi kan gini pertama itu kewenangan lalu lintas ada Dishub dan kepolisian pengaturannya supaya tidak macet. Kalau bicara sisi usaha tidak bisa apa-apa karena niatnya datang ke sini mau belanja,” ucapnya.
Kebanyakan Truk Luar Banten
Irham menyatakan, pihaknya hanya bisa menegur dan mengingatkan saja jika yang membawa adalah pengusaha yang masuk Aptrindo Banten.
Namun, untuk pengusaha luar hal itu tidak bisa dilakukan. Sebab, kebanyakan yang melakukan pengangkutan batu dan pasir di Ciwandan dan Bojonegara itu juga dari luar Banten.
“Itu kebanyakan luar banten, kalua Aptrindo Banten hanya mengingatkan ke anggotanya, jika ada usaha ke daerah lain supaya pemberitahuan ke asosiasi setempat, koordinasi dengan dishub dan Aptrindo yang ada disana, jadi teratur dan terarah,” jelasnya.
Sementara itu Pengurus Aptrindo Banten Ito Warsito menyampaikan, untuk jumlah angkutan truk yang ada di Banten Barat yakni dari Balaraja sampai Cilegon ada sebanyak 2.500 truk.
Namun, untuk wilayah seperti Tangerang dan Lebak itu tidak masuk ke dalam catatan anggota Aptrindo Banten.
“2.500 ini lebih ke Banten Barat yang Balaraja ke sini (Cilegon-red). Tangerang itu masuk ke Jakarta dan Lebak kebanyakan tidak masuk ke kita,” pungkasnya. ***