BANTEN RAYA.COM – Banten berhasil berada di posisi 9 klasemen nasional saat mengikuti Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII di Nusata Tenggara Barat (NTB) yang telah ditutup 1 Agustus pekan kemarin. Total raihan medali kontingen KORMI Banten di Fornas VIII NTB sebanyak 114 medali yang terdiri dari 41 emas, 43 perak, dan 30 perunggu.
Sebanyak 41 emas yang didapat Kontingen Banten disumbangkan Inorga APPSBI (AsosiasiPerguruan Pencak Silat Budaya Indonesia) 4 emas, ABI (Asosiasi BMX Indonesia) 3 emas, Portina (Pelestari OlahragaTradisional) 3 emas, KLPI (Kebugaran Lansia Pralansia Indonesia) 3emas, PORPI (Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia) 2 emas, B-Boyindo 2 emas, SHM (Silat Harimau Minangkabau) 2 emas.
Sementara inorga lainnya masing-masing 1 emas, yakni WBN (Walet Basura Nusantara), ADITY (Asosiasi Dong Yui Taiji Quan Indonesia), PI (Panah Indonesia), KBI (KomunitasBepers Indonesia), FPMSI (FederasiPingpong Masyarakat Seluruh Indonesia).
INASSOC (Indonesian Air Softer Association), PPYNI (Perkumpulan Praktisi Yoga Nasional Indonesia), DKKI (Dai Kyoshin Karate Indonesia), YPOK (Yayasan Pendidikan Olahraga Karate), POGTI (Persatuan Olahraga Gulat Tangan Indonesia), PERWATUSI (Persatuan Warga Tulang Sehat Indonesia), ASKI (Asosiasi Senam Kebugaran Indonesia) serta lainnya.
Baca Juga: Legislator Soroti Sekolah Swasta di Provinsi Banten yang Nunggak Gaji Guru
“Ini prestasi yang bagus dan ini kerja keras dari semua pihak dan penggiat olahraga di Banten. Di tengah keterbatasan anggaran yang dialami KORMI Banten kami masih tetap konsisten mengharumkan nama Banten ,” kata Ketua KORMI Banten Nuraeni didampingi Ketua Kontingen Banten Jasmara Bahar dalam rilis yang dikirim ke Banten Raya.
Menurut Nuraeni, beberapa provinsi yang peringkatnya berada di atas Provinsi Banten memang diimbangi dengan jumlah kontingen yang besar seperti Sumatera Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur yang mengirimkan atlet hingga kisaran 800 orang.
“Sementara Banten hanya 500an orang, itu pun sudahtermasuk yang biayamandiri alias hasilswadayainorga masing-masing. Tapi Alhamdulillah, meski dengan segala keterbatasan, termasuk tanpa adanya pelatda, kita masih bisa masuk 10 besar nasional,”tambah Jasmara Bahar. (***)