BANTENRAYA.COM – Menjelang bulan suci Ramadan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten terus mengawasi lonjakan harga bahan pokok yang berpotensi mengalami kenaikan, terutama pada komoditas telur, beras, dan cabai.
Hal ini dikarenakan pada bulan Ramadan beberapa harga komoditas pangan di pasaran cenderung mengalami kenaikan harga akibat permintaan dari masyarakat yang cukup tinggi.
Kendati demikian, Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Provinsi Banten, Nana Supiana, memastikan bahwa harga dan stok pangan di Banten masih relatif terkendali.
Baca Juga: UMKM EXPO(RT), Wadah BRI Rangkul Pengusaha UMKM Rajut untuk Pasar Internasional
“Beberapa daerah seperti Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, dan Kota Tangerang Selatan mengalami fluktuasi harga pada komoditas tertentu. Seperti cabai rawit, bawang merah, dan telur, ada kecenderungan naik harga, di mana terutama utnuk telur itu mengalami kenaikan ya menjelang Ramadan ini. Meski begitu, kondisinya masih dalam kendali,” kata Nana, Senin (24/2/2025).
Nana menjelaskan, dalam mengantisipasi lonjakan harga dan tingkat inflasi jelang Ramadan, Pemprov Banten melalui TPID Provinsi Banten secara aktif terus memantau 23 komoditas strategis, termasuk beras premium dan medium, minyak, tepung, serta gula pasir.
“Sesuai arahan Pak Gubernur, Pak Wagub, kita terus memastikan pengendalian dengan empat formulasi yakni ketersediaan stok, keterjangkauan harga, kemudian kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Itu formulasinya empat itu, empat K namanya,” jelas Nana.
Baca Juga: Akses Jalan Paving Blok di Kampung Cidemang Amblas, Warga Khawatir Longsor Susulan
“Saat ini, kondisi inflasi di Banten masih stabil dan dalam posisi yang seimbang. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai sektor, termasuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, serta Dinas Ketahanan Pangan untuk memastikan harga tetap stabil dan pasokan cukup,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid, menyatakan bahwa ketersediaan komoditas beras di Banten relatif aman.
Ia memastikan bahwa Perum Bulog memiliki kewajiban menyerap 36.000 ton beras hingga April, sementara produksi beras di Banten diperkirakan mencapai 520.000 ton.
Baca Juga: Diduga Terlibat Kasus Obat Ilegal, Penahanan Anak Bos Apotek Gama Tunggu Petunjuk Jaksa
“Angka 36.000 ton itu sangat kecil dibandingkan produksi yang ada. Bulog harus optimis dan segera menyerap gabah petani dengan harga minimal Rp6.500 per kilogram sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan,” jelas Agus.
Meski demikian, Agus menyoroti potensi kenaikan harga telur ayam akibat meningkatnya permintaan di berbagai sektor, termasuk industri makanan dan usaha kecil.
“Daging ayam relatif aman, tetapi telur harus diantisipasi karena konsumsi tinggi menjelang Ramadan. Selain itu, distribusi telur dan daging ayam dari Banten ke luar daerah juga menjadi tantangan tersendiri,” ucapnya.
Sementara itu, menanggapi kekhawatiran mengenai telur, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten, Babar Suharso, menyampaikan bahwa, harga telur dan ayam masih terkendali.
“Saat ini harga telur masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), sekitar Rp28.000 per kilogram, sedangkan harga ayam berada di kisaran Rp35.000 per kilogram. Kami berharap panen jagung nasional yang sedang berlangsung dapat menstabilkan harga pakan dan mencegah lonjakan harga yang signifikan,” kata Babar.
Babar juga menegaskan bahwa, TPID terus menggelar operasi pasar murah dan inspeksi mendadak ke distributor guna menjaga stabilitas harga.
“Kami bekerja sama dengan Bulog dan perusahaan distribusi seperti PT ABM untuk memastikan ketersediaan minyak goreng dan bahan pokok lainnya. Selain itu, sidak pasar dan operasi pasar murah terus dilakukan di beberapa wilayah seperti Kota Tangerang Selatan dan Kota Serang,” katanya.
Babar juga menambahkan, Pemprov Banten terus berupaya menekan lonjakan harga dengan meningkatkan kolaborasi antar instansi dan menggencarkan koordinasi dengan pelaku usaha.
Menurut Babar, keterlibatan berbagai sektor menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas harga pangan.
Baca Juga: Gaji Januari Belum Cair, Honorer Kota Cilegon Minta Robinsar-Fajar Segera Bertindak
“Kami memastikan seluruh stakeholder terkait ikut andil dalam proses pengendalian inflasi ini, mulai dari dinas terkait, distributor, hingga pelaku usaha. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan lonjakan harga yang biasa terjadi menjelang Ramadan bisa diredam,” tambahnya.***