Rabu, 15 Oktober 2025
Banten Raya
  • Daerah
  • NasionalNew
  • Pendidikan
  • Opini
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi
  • Hukum & Kriminal
No Result
View All Result
Banten Raya
  • Daerah
  • NasionalNew
  • Pendidikan
  • Opini
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi
  • Hukum & Kriminal
Rabu, 15 Oktober 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Banten Raya
  • Daerah
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Opini
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi
  • Hukum & Kriminal

Filsafat Puasa dan Makna Ramadan dalam Perspektif Jiwa Raga

Burhanudin Raya Rambani Oleh: Burhanudin Raya Rambani
2 April 2025 | 07:23
Pengisian Jabatan Kosong dengan Sistem Manajemen Talenta Dinilai Sebagai Jalan Akselerasi Andra - Dimyati

Pengamat Kebijakan Publik dari Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul. Raffi/Bantenraya.com

Bagikan Ke WhatsAppBagikan Ke FacebookBagikan Ke TwitterBagikan Ke Telegram

Oleh Adib Miftahul, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Fisip Unis

BANTENRAYA.COM – Puasa Ramadan merupakan perjalanan menuju penyucian jiwa dan kesadaran yang lebih tinggi, bukan sekadar menahan lapar dan dahaga. Filsuf Muslim Al-Kindi menekankan kesempurnaan jiwa berkaitan dengan pengendalian nafsu.

Menurutnya, jiwa yang sempurna adalah yang mampu mengendalikan nafsu. Dalam konteks puasa, ini berarti pengendalian diri berdampak pada tubuh dan pada aspek spiritual.

Pandangan tersebut sejalan dengan pendapat Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin yang menyatakan bahwa puasa bukan hanya soal tidak makan dan minum.

Baca Juga: Daftar Promo Tiket Tempat Wisata Selama Libur Lebaran 2025, Dari Taman Safari Hingga Trans Studio

Tetapi menahan diri dari dosa-dosa batin seperti kesombongan, iri hati, dan hawa nafsu. Gagasan serupa disampaikan Ibnu Sina yang meyakini bahwa kesehatan spiritual berkontribusi terhadap kesehatan fisik.

Baginya, puasa adalah salah satu cara untuk menjaga keseimbangan tubuh dan jiwa, karena manusia harus menahan diri dari berlebihan dalam konsumsi dan mengontrol emosinya.

Filsuf lainnya Ibnu Maskawaih bahkan berpandangan puasa adalah bentuk pendidikan moral yang memungkinkan individu untuk mengasah disiplin dan pengendalian diri.

Baca Juga: Terkena Penyakit Kolesterol? Ini Makanan yang Perlu Dihindari

Filsuf Yunani dan Barat juga memiliki pendapat yang sama tentang puasa. Socrates misalnya, menyatakan bahwa jiwa yang kuat adalah jiwa yang mampu mengendalikan keinginannya.

Dalam konteks puasa, ini dapat diartikan sebagai latihan untuk menahan nafsu dan mencapai kebijaksanaan. Plato dalam Republik menyebutkan bahwa pengendalian diri adalah salah satu pilar utama dalam membangun jiwa yang harmonis.

Puasa, sebagai bentuk latihan pengendalian diri, membantu manusia mencapai keseimbangan antara tubuh dan jiwa. Pendapat serupa dituliskan Aristoteles dalam Nicomachean Ethics. Menurutnya, kebiasaan baik hanya bisa terbentuk melalui latihan yang berulang.

Baca Juga: BRImo, Super Apps Persembahan BRI untuk Solusi Transaksi Tanpa Hambatan di Libur Lebaran 2025

Puasa merupakan latihan moral yang membentuk karakter dan meningkatkan kebajikan. Rene Descartes dengan konsepnya ‘saya berpikir, maka saya ada (cogito ergo sum)’, mengajarkan bahwa refleksi adalah bagian dari eksistensi manusia.

Puasa memberikan kesempatan bagi individu untuk merenungkan kehidupannya dan menemukan makna yang lebih dalam melalui refleksi tersebut.

Beberapa filsuf melihat pentingnya puasa Ramadan sebagai struktur sosial dalam membangun kesadaran kolektif. Dalam pandangan Auguste Comte misalnya, puasa dengan aspek sosialnya yang kuat dapat menjadi momentum memperkuat solidaritas dan kepedulian sosial.

BACAJUGA:

Sekolah

Siswa Mogok Sekolah Karena Tak Terima Temannya Dihukum, Pendidikan Moral dan Adab Dibutuhkan Segera

14 Oktober 2025 | 11:14
presidensialisme

Presidensialisme vs Parlementer, Manakah yang Lebih Relevan?

8 Oktober 2025 | 21:58
ijazah

Dampak Debat Ijazah Jokowi Di Masyarakat

3 Oktober 2025 | 08:24
ILUSTRASI: Gambar merupakan hasil rekayasa menggunakan kecerdasan buatan.

BRICS vs Tarif Trump dan Peluang Indonesia

2 Oktober 2025 | 22:12

Baca Juga: 10 Ucapan Lebaran 2025 Bahasa Jawa untuk Diunggah di Media Sosial, Tinggal Copy Paste

Thomas Kuhn dengan konsep paradigm shift menekankan bagaimana perubahan besar terjadi ketika manusia mampu melihat realitas dengan perspektif baru. Puasa menawarkan kesempatan untuk mengubah pola pikir dan gaya hidup, menjauh dari konsumsi berlebihan menuju kehidupan yang lebih sederhana dan bermakna.

Sama seperti Jurgen Habermas yang melihat komunikasi sebagai inti dari interaksi sosial yang sehat. Dalam konteks puasa, komunikasi dengan diri sendiri dan orang lain menjadi lebih jujur dan bermakna. Karena individu belajar untuk memahami diri sendiri serta meningkatkan empati terhadap orang lain.

Di Indonesia, beberapa filsuf dan cendekiawan Muslim memberikan pemikiran mendalam tentang makna Ramadan. Hamka misalnya, menekankan bahwa puasa adalah jalan untuk mencapai ketakwaan dan disiplin diri.

Baca Juga: Beres Ngupat Lanjut Nonton! Daftar Film Bioskop yang Tayang di Lebaran 2025, Ada Pinjam 100 hingga Pabrik Gula

Baginya, Ramadan bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga momentum untuk introspeksi dan perbaikan moral individu. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melihat Ramadan sebagai waktu untuk membangun kesadaran sosial dan menumbuhkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.

Gus Dur menganggap Ramadan sebagai momen persaudaraan semua umat diajak untuk berbagi dan menegakkan keadilan sosial.

Franz Magnis Suseno menyoroti bahwa puasa bukan hanya bentuk ibadah individual, tetapi juga mengandung makna etis yang dalam. Dalam pemikirannya, puasa mencerminkan perjuangan melawan keserakahan dan dorongan untuk hidup lebih sederhana, selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan universal.

Baca Juga: Air Terjun Curug Goong, alternatif Tempat Wisata di Pandeglang yang Wajib Dikunjung di Momen Libur Lebaran 2025

Senada dengan Fahrudin Faiz yang menegaskan bahwa puasa memiliki dimensi spiritual mendalam. Menurutnya, Ramadan adalah waktunya manusia diajak untuk lebih memahami esensi dirinya dan menata ulang kehidupannya, baik dalam aspek spiritual maupun sosial.

Dalam konteks sosial, Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) melihat Ramadan sebagai momen solidaritas dengan mereka yang kurang mampu.

Dalam kajiannya, Ramadan seharusnya tidak hanya menjadi ibadah personal, tetapi juga menjadi sarana untuk membangun kesadaran kolektif dan menumbuhkan empati sosial. Sementara Nurcholish Madjid (Cak Nur) menafsirkan Ramadan sebagai ajang pembaruan diri.

Baca Juga: Cegah Penyakit Komplikasi Usai Lebaran, Simak Tips Jaga Pola Makan Hindari Gula dan Kolesterol

Ia berargumen bahwa puasa adalah sarana penyucian jiwa dan kesempatan untuk memperbaiki karakter manusia agar lebih inklusif, terbuka, dan memiliki kesadaran transendental yang lebih tinggi.

Karena itu, puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, namun tentang melatih kemampuan manusia dalam berpikir kritis terhadap struktur sosial yang ada, terutama dalam melihat fenomena ketidakadilan.

Puasa merupakan bentuk kesadaran ekologis karena manusia diajak untuk lebih menghargai sumber daya alam, mengurangi konsumsi berlebihan, serta membangun hubungan yang lebih harmonis dengan lingkungan.

Baca Juga: Gelapkan Truk Perusahaan, Pria Asal Pontang Gagal Lebaran Bareng Keluarga

Dengan menyelami makna puasa dari perspektif filsafat Islam, modern, dan sosial, kita memahami bahwa Ramadan bukan sekadar ibadah ritual, tetapi juga latihan kesadaran diri, pengendalian nafsu, serta momentum untuk menciptakan perubahan sosial.

Dari Al-Kindi hingga Karl Marx, dari Ibnu Sina hingga Tan Malaka dan Neneng Rosdiyana, serta dari Hamka hingga Saras Dewi, puasa selalu dimaknai sebagai bentuk refleksi dan perjuangan menuju kehidupan yang lebih bermakna.

Jadi, hikmah puasa dalam konteks kekinian adalah menjadikan pribadi berkarakter kesalihan sosial.
Muslim terbaik bukanlah orang yang paling tahu, tetapi orang yang mengamalkan apa yang mereka ketahui dengan cara konsisten memberi manfaat bagi orang lain.

Baca Juga: 233 Napi Lapas Kelas III Rangkasbitung Dapat Remisi Khusus Idulfitri, 4 Langsung Bebas

Biarkan keimanan terlihat dalam kebaikan, kejujuran, dan belas kasih, bukan ritual ibadah dogma agamis saja.

Allah lebih terkesan dengan orang mukmin yang baik, penyayang, dan suka menolong meskipun mereka kurang ilmunya, sekali lagi bukan dengan simbol-simbol spiritualitas.

Jika doamu tidak membuatmu lebih sabar, jika puasamu tidak membuatmu lebih penyayang, dan jika ilmumu tidak membuatmu lebih rendah hati, jadi apa yang sebenarnya kau peroleh?***

Editor: Administrator
Tags: FilosofiFilsufpuasaRamadan
Previous Post

Terkena Penyakit Kolesterol? Ini Makanan yang Perlu Dihindari

Next Post

SIMAK! Ini Beberapa Pertolongan Pertama Apabila Terindikasi Demam Berdarah

Related Posts

Sekolah
Opini

Siswa Mogok Sekolah Karena Tak Terima Temannya Dihukum, Pendidikan Moral dan Adab Dibutuhkan Segera

14 Oktober 2025 | 11:14
presidensialisme
Opini

Presidensialisme vs Parlementer, Manakah yang Lebih Relevan?

8 Oktober 2025 | 21:58
ijazah
Opini

Dampak Debat Ijazah Jokowi Di Masyarakat

3 Oktober 2025 | 08:24
ILUSTRASI: Gambar merupakan hasil rekayasa menggunakan kecerdasan buatan.
Opini

BRICS vs Tarif Trump dan Peluang Indonesia

2 Oktober 2025 | 22:12
Novita Sari Yahya dan pandangannya tentang Miss Universe
Opini

Miss Universe: Standar Terukur, Rekam Jejak Keluarga, dan Figur Inspiratif

1 Oktober 2025 | 21:23
opini
Opini

Dari Tragedi Sengkon dan Karta: Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Indonesia

30 September 2025 | 13:03
Load More

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular

  • Oppo Find X9

    Spesifikasi Oppo Find X9: Kamera Tajam, Baterai Awet

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dukungan untuk Kepala SMAN 1 Cimarga Terus Mengalir, Slogan Dukung Bu Kepsek Menggema

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Profil Dini Pitria Kepala SMAN 1 Cimarga yang Kini Banjir Dukungan, Sudah 20 Tahun Mengabdi untuk Negara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gubernur Banten Nonaktifkan Kepala SMAN 1 Cimarga: Saya Sudah Perintahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harta Kekayaan Walikota Cilegon Robinsar, Kepala Daerah Paling Muda di Banten

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Daftar 10 Pejabat Eselon II Pemkot Cilegon yang Dijamin Tak Dimutasi Robinsar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akibat Nonaktifkan Kepala SMAN 1 Cimarga, Akun Instagram Andra Soni dan Dimyati Digeruduk Netizen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 4 Fakta Kasus Kepala SMAN 1 Cimarga yang Tampar Siswa hingga Mogok Sekolah, Semua dari Ketahuan Merokok

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Usai Gubernur, Giliran Wagub Banten Perintahkan Penonaktifan Kepala SMAN 1 Cimarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Netizen Dukung Kepsek SMAN 1 Cimarga yang Tampar Siswa Karena Ketahuan Merokok

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Walikota Cilegon siap mutasi pejabat eselon II

Daftar 10 Pejabat Eselon II Pemkot Cilegon yang Dijamin Tak Dimutasi Robinsar

10 Oktober 2025 | 08:53
Oppo Find X9

Spesifikasi Oppo Find X9: Kamera Tajam, Baterai Awet

11 Oktober 2025 | 22:00
robinsar

BKN Restui Rotasi dan Mutasi di Pemkot Cilegon, Robinsar Pastikan Sejumlah Pejabat Ini Aman

8 Oktober 2025 | 21:27
Honorer Pemkot Cilegon dipecat

Honorer Pemkot Cilegon Dipecat, Istrinya Protes

12 September 2025 | 13:37

Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, Bjb Backup Total Pembiayaan UMKM

Asooooy… Kepala Desa akan Diajak Studi Banding ke Korea dan China

Seluruh Ospek di Kampus Diputuskan Digelar Online, Termasuk di Banten

Mudik Resmi Dilarang, Efektif 24 April

Dewa United

Dewa United VS Madura United, Persita Lawan PSIM Tengah Pekan di Pekan 9 BRI Liga 1

15 Oktober 2025 | 07:30
selekab

Selekab Untuk Persiapkan Porprov Banten Agar Kabupaten Serang Tembus 3 Besar

15 Oktober 2025 | 07:15
kepala sman 1 cimarga

Akibat Nonaktifkan Kepala SMAN 1 Cimarga, Akun Instagram Andra Soni dan Dimyati Digeruduk Netizen

14 Oktober 2025 | 22:56
Banjir truk tambang

Banjir Truk Tambang di Kabupaten Serang, Muhibbin Dorong Rekayasa Lalu Lintas

14 Oktober 2025 | 22:13

Tag

2022 Andra Soni ASN Bang Edi Banten BRI Brigadir J Cilegon drakor drama Korea Film Harga Tiket Helldy Agustian Indonesia Jadwal jadwal tayang Kabupaten Lebak kabupaten serang Kota Cilegon Kota Serang Lebak link nonton link twibbon lowongan kerja Pandeglang Pemilu 2024 Pemkot Cilegon pemkot serang Pemprov Banten pilkada Preman Pensiun 6 Preman Pensiun 7 profil provinsi banten Ramadhan Robinsar serang sinopsis Skin Gratis spoiler sub indo Timnas Indonesia Twibbon UMKM viral
Banten Raya

© 2025 Banten Raya - Berkualitas dan Berbeda

Nomor ID Pers : 26666 | Status Pendataan : Terverifikasi Faktual | Sertifikat : 1393/DP-Verifikasi/K/VIII/2025

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi

Ikuti Kami

  • Daerah
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Opini
  • Ekonomi & Bisnis
  • Teknologi
  • Hukum & Kriminal

© 2025 Banten Raya - Berkualitas dan Berbeda