BANTENRAYA.COM – Data kasus stunting Kota Serang tidak sinkron. Berdasarkan survei status gizi indonesia atau SSGI pada tahun 2022, prevalensi stunting di Kota Serang berada di angka 23,8 persen.
Sementara berdasarkan studi yang dihasilkan elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) angka stunting di Kota Serang hanya sebesar 4,32 persen.
Perbedaan ini lantaran survei dari pusat dengan daerah banyak perbedaan. Jumlah sasaran stunting di Kota Serang ada sebanyak 47.450 balita.
Baca Juga: Percepatan Penurunan Stunting di Kota Serang Alami Kendala
Perbedaan data kasus stunting ini disampaikan Walikota Serang Syafrudin usai mengikuti rapat percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrim secara daring dengan Kementerian PMK.
Rapat secara zoom dilaksanakan di kantor Diskominfo Kota Serang, Jumat 3 Februari 2023.
Walikota Serang Syafrudin mengatakan, jumlah penduduk Kota Serang sebanyak 712 ribu jiwa.
“Hasil survei yang berstatus gizi Indonesia atau SSGI tahun 2022 terkait prevelensi stunting Kota Serang berada di angka 23,8 persen,” ujar Syafrudin, kepada Bantenraya.com.
Sementara berdasarkan EPPGBM angka stunting di Kota Serang ini hanya sebesar 4,32 persen.
“Ini ada perbedaan karena memang survei dari pusat dengan daerah itu banyak perbedaan. Dari jumlah sasaran 47450 balita,” jelas dia.
Syafrudin menjelaskan, Pemkot Serang telah melakukan penanganan stunting sejak sebelum pernikahan.
“Kita sudah berikan pembekalan selama tiga bulan, kemudian selama mengandung, kemudian setelah melahirkan ini kita juga sudah memberikan pelayanan kepada masyarakat, terutama di usia kandungan dari satu bulan sampai melahirkan,” jelasnya.
Tak hanya itu, Pemkot Serang pun terus mengontrol balita sejak usia melahirkan dengan cara pemberian tablet tambah darah untuk usia remaja, pemeriksaan kesehatan selama hamil, dan pemberian makanan tambahan atau PMT lokal ibu hamil.
Kemudian lanjut Syafrudin, posyandu remaja, pemeriksaan kesehatan selama kehamilan dan PMT lokal ibu hamil, kemudian konseling ASI, pemberian vitamin kepada bayi, dapur sehat, juga pelatihan dan pelayanan kesehatan calon pengantin,” terang dia.
Intervensi sensitifnya melakukan pendampingan dan komunikas, informasi edukasi terus kepada keluarga yang sudah menikah. Kemudian audit kasus stunting, deklarasi PAB karena ini juga menjadi penyebab.
Baca Juga: Aplikasi JMO Milik BPJS Ketenagakerjaan Dihujani Bintang Satu, Bukan Memudahkan Malah Menyulitkan
“Kemudian penyediaan sanitasi air bersih, pemberian bantuan pangan lokal, lomba kampung resik juga ini memicu untuk hidup bersih,” pungkasnya.
Rapat dihadiri Asisten Daerah atau Asda II Kota Serang Yudi Suryadi, Kepala DP3AKB Kota Serang Anthon Gunawan, Kepala Dinkes Kota Serang Ahmad Hasanuddin, Kepala Dindikbud Kota Serang Tubagus Suherman, Kepala Disdukcapil Kota Serang Dulbarid, Kepala Dinsos Kota Serang Toyalis, Kepala DKPPP Kota Serang Sony August, Kepala Diskominfo Kota Serang Arif Rahman Hakim, dan para camat se Kota Serang. *



















