BANTENRAYA.COM – Satu orang warga Baduy asal Kampung Cisadane, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak meninggal usai telat tertangani pasca digigit ular tanah.
Korban digigit ular tanah saat sedang membersihkan ladang di kawasan Baduy.
Ketua Sahabat Relawan Indonesia atau SRI, Muhammad Arif Kirdiat mengatakan, pasca digigit ular pada Senin, 3 Maret 2025, korban langsung dilarikan ke RSUD Banten, Kota Serang, dengan harapan korban bisa mendapatkan Serum Anti Bisa Ular (SABU).
Baca Juga: Sudah Final, PSU Pilkada Kabupaten Serang Telan Anggaran Rp50,6 Miliar
“Sementara di Puskesmas Cisimeut maupun di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, persediaan SABU kosong,” kata Arif saat dikonfirmasi pada Jumat, 7 Maret 2025.
Selain itu, kata dia, alasan korban langsung dibawa ke Kota Serang lantaran ia pernah memiliki pengalaman ditolak saat membawa pasien yang digigit ular ke RSUD Adjidarmo karena tidak punya BPJS.
Saat tiba di RSUD Banten, korban langsung dibawa ke ruang ICU untuk ditangani namun meninggal pada Rabu, 5 Maret 2025.
“Kalau ke RSUD Banten pelayanan lebih mudah, pasien akan ditangani lebih dulu, administrasi belakangan,” tutur dia.
Arif menilai, bahwa pasien kemungkinan akan bisa selamat jika sesegera mungkin mendapatkan SABU dari Puskesmas Cisimeut.
Menurutnya, lokasi tempat digigit ularnya yang berada di pedalaman, membuat korban tersebut terlambat ditangani.
Baca Juga: 10 Ide Menu Takjil untuk Berbuka Puasa Ramadhan, Simpel dan Menggunggah Selera
“Kondisi saat itu sudah menghitam, harus segera ada obat-obatan yang masuk, sementara akses dari lokasi pasien ke puskesmas terdekat butuh beberapa jam dengan berjalan kaki,” ucapnya.
“Sayangnya di puskesmas persediaan SABU tidak ada, padahal kasus digigit ular ini banyak terjadi di Baduy dan kerap terulang,” sambungnya.
Di sisi lain, Arif mengungkapkan kasus warga Baduy yang digigit ular memang kerap terjadi, terlebih saat musim hujan ketika warga Baduy mulai membuka ladang.
Baca Juga: Mati Mesin, Enam Nelayan Terombang-Ambing Perairan Selat Sunda
Di tahun 2025 ini saja, tercatat sudah 25 kasus tersebut dengan satu orang korban meninggal. Sementara, rata-rata jumlah kasus tahun warga Baduy yang tergigit ular bisa mencapai 20 hingga 40 kasus.
Namun ia menyayangkan fenomena itu belum bisa dipandang serius oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak.
“Buktinya, warga yang digigit ular masih sulit mendapatkan SABU sehingga banyak yang tidak tertangani,” tandasnya.
Baca Juga: KA Sancaka Utara dengan Kereta Ekonomi New Generation Modifikasi, Hadirkan Kenyamanan Baru
Sementara itu hingga berita ini dinaikan, wartawan tengah mencoba menghubungi Dirut RSUD Adjidarmo sekaligus Plt Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Budhi Mulyanto untuk memintai keterangan terkait stok SABU dan pelayanan, namun belum mendapatkan jawaban.***



















