BANTENRAYA.COM – Walikota Cilegon Robinsar memiliki strategi jitu untuk meningkatkan hasil panen para petani padi.
Bahkan, Robinsar juga siap untuk memberikan pinjaman dana kepada para petani dengan bunga nol persen sebagai modal awal membeli bibit dan pupuk.
Tidak selesai di sana, Robinsar juga sudah memastikan menggelontorkan anggaran pembelian mesin pemotong padi untuk mempersingkat waktu panen.
Anggaran pembelian mesin sendiri, dipastikan sudah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan 2025.
Dengan berbagai kebijakan strategis tersebut, Robinsar memastikan para petani bisa terhindar dari tengkulak yang membeli hasil gabah dengan murah kepada petani.
Baca Juga: KKMP Bisa Dapat Keuntungan Pinjaman Rp3 Miliar, Ini Syaratnya dari Kemenkeu
Sebab, para petani bisa mandiri tanpa adanya pinjaman dan terikat hutang dengan para tengkulak yang menyengsarakan para petani.
Wali Kota Cilegon Robinsar menyatakan, siap menghadirkan berbagai program agar derajat kesejahteraan petani meningkat.
“Kami akan terus berupaya untuk menghadirkan berbagai program yang manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat khususnya bagi para petani, sebab kami ingin kesejahteraan para petani di Kota Cilegon ini bisa terus meningkat,” ujarnya, Jumat 31 Agustus 2025.
Untuk itu, lanjut Robinsar, dirinya sudah mengalokasikan dana untuk pengadaan alat pertanian berupa mesin panen atau combine yang akan dibagikan kepada para petani.
“Di anggaran perubahan ini, kami sudah anggarkan untuk pengadaan mesin combine. Semoga mesin tersebut nantinya bisa dimanfaatkan oleh para petani, karena dengan combine waktu panennya akan jauh lebih cepat sehingga lahannya bisa langsung digunakan lagi untuk penanaman dan hasil produksi juga akan meningkat,” jelasnya.
Baca Juga: APBD Perubahan 2025 Disahkan, Robinsar Prioritaskan 3 Bidang Ini
Tidak hanya itu, Robinsar juga memastikan pinjaman modal akan diberikan kepada para petani. Dimana, pinjaman itu juga sama dengan para UMKM yakni Rp10 juta dengan bunga nol persen.
“Ke depan, kami akan menyediakan pinjaman modal tanpa bunga bagi para petani. Dengan begitu, petani tidak perlu lagi meminjam ke tengkulak yang seringkali menetapkan harga beli rendah dan bahkan tidak menutup biaya produksi,” tegasnya.
Robinsar menegaskan, dengan tidak adanya pinjaman dari tengkulak, maka gabah petani bisa dijual kepada Bulog dengan harga pasar yang lebih tinggi.
“Saya minta hasil panen langsung dijual ke Bulog saja sebab harganya lebih pasti sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Jangan jual ke tengkulak atau pabrik yang tidak memiliki standar harga,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Bhakti Bela Negara Provinsi Banten Sahruji menyampaikan bahwa masih banyak lahan milik perusahaan di Kota Cilegon yang belum dikelola secara optimal.
Baca Juga: Segini Biaya yang Dianggarkan untuk Penataan Royal dan Pasar Lama
Oleh karena itu ia meminta agar lahan kosong tersebut dapat dimanfaatkan sementara sebagai lahan pertanian sebelum digunakan untuk pembangunan industri.
“Jika hasil uji coba penanaman padi (demplot) yang dilakukan saat ini menunjukkan hasil maksimal, kami harap lahan yang tidak terpakai di Kota Cilegon ini bisa kami kelola untuk lahan pertanian agar supaya bermanfaat sebelum menjadi kawasan industri,” ujarnya. (***)

















