BANTENRAYA.COM – Gunung Anak Krakatau atau GAK mengalami erupsi.
Beberapa menit kemudian, terjadi gempa yang disusul tsunami di pesisir barat Provinsi Banten.
Air tsunami naik ke daratan hingga ketinggian 3,6 meter di sekitar Pelabuhan Indah Kiat, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon.
Baca Juga: Tertangkap Tangan Mencuri Baterai Tower, Warga Bogor Ini Babak Belur Dihajar Warga
Warga di pesisir berlarian untuk menyelamatkan diri.
Kekacauan terjadi, banyak korban berjatuhan dan infrastruktur rusak.
Pemerintah menetapkan status tanggap darurat dan diberlakukan operasi Selayar 21.
Baca Juga: Kisah Warga Tirtayasa Bertahan Hidup Dengan Air Bersih Hanya Satu Drum Selama Tiga Hari
Komandan Satgas SAR menugaskan Heli untuk memantau situasi dari udara.
Selain itu, ada beberapa Kapal Republik Indonesia atau KRI yang sedang berlayar yaitu KRI Teluk Sibolga 536, KAL Anyer, Patkamla Panaitan, Patkamla Badak, KN 333 KPLP, KN 530 KPLP dan Rhib Basarnas.
Patkamla Panaitan yang membawa korban disandarkan ke dermaga Pelabuhan Indah Kiat.
Baca Juga: Bagaimana Jadinya Jika Setengah Kilogram Sabu Dimasak dalam Panci?
Tim kesehatan di darat telah bersiap menyambut evakuasi korban.
Korban luka ringan dibawa ke pos kesehatan terdekat, sementara yang luka berat dibawa ke Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon.
Kapal Rhib Basarnas menyusul datang ke dermaga untuk korban tsunami yang terisolir di Pulau Tempurung.
Baca Juga: Kulkas dan Dispenser Ternyata Bisa Menyebabkan DBD, Begini Penjelasannya
Beberapa kapal yang sedang berada di perairan Selat Sunda, turut menyelamatkan korban dan sandar di Pelabuhan Indah Kiat.
Puluhan korban berjatihan akibat kejadian tersebut.
Adanya korban kritis yang perlu mendapatkan penanganan khusus, kemudian diangkut menggunakan heli milik TNI AL ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Baca Juga: Baim Wong Kini Malu dengan Kakek Suhud
Alur cerita penyelamatan korban tsunami tersebut, merupakan rangkaian dari simulasi penanganan korban tsunami Selat Sunda oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) yang dilakukan di Pelabuhan Indah Kiat, Jumat 15 Oktober 2021.
Panglima Koarmada I Laksda TNI Arsyad Abdullah mengatakan, latihan penaggulangan bencana tersebut melibatkan beberapa pihak, seperti Kepolisian, Pemerintah Daerah Cilegon, Basarnas, PMI, Kesyahbandaran, Masyarakat dan yang lainnya.
“Latihan gabungan ini disimulasikan terjadi bencana tsunami yang bisa diprediksi. Kita melakukan pelatihan penanggulangan bencana dengan tepat dan cepat,” katanya.
Baca Juga: Setelah Timnas Indonesia Lolos ke Kualifikasi Piala Asia 2023, Media Thailand Bilang Begini
Beberapa kendaraan disiapkan untuk evakuasi korban, termasuk helikopter untuk evakuasi korban kritis untuk mendapatakan penanganan lebih lanjut.
“Ketika ada bencana kita sudah siap penanganannya, tetapi kita tetap berharap tidak ada bencana,” harapnya. ***
















