BANTENRAYA.COM – Kelompok 12 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Bina Bangsa (Uniba), menyelenggarakan seminar edukatif bertema “Cegah Bullying Sejak Dini: Peran Orangtua dalam Membangun Karakter dan Mengawasi Media Digital Anak”.
Acara diselenggarakan di SD Negeri Pageragung, Kelurahan Pageragung, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, khusus ditujukan kepada para wali murid kelas VI sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat mahasiswa.
Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai ciri-ciri perilaku bullying di sekolah dasar, dampak hukumnya serta strategi pencegahan melalui penguatan peran orangtua dan pendidikan karakter anak.
Para peserta dikenalkan tandatanda bullying, jenisnya baik verbal, fisik, maupun sosial dan bagaimana respon hukum apabila perundungan terjadi.
Kepala SD Negeri Pageragung Andi?Rahkman dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif kegiatan ini. Ia menekankan bahwa penanganan bullying bukan hanya tanggungjawab guru, tetapi juga peran aktif orangtua dan dukungan masyarakat sekitar.
“Semangat kolaboratif seperti ini dinilai sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan aman,” katanya, kemarin.
Salah seorang pemateri Mutoharoh berbicara tentang urgensi pendidikan karakter sejak usia dini. Ia menegaskan bahwa keluarga adalah “madrasah pertama” bagi anak, sehingga pendidikan moral dan empati harus dimulai sejak di rumah.
“Penerapan nilai-nilai ini diyakini mampu meminimalisir potensi perilaku bullying sejak dini,” ujarnya.
Di sesi berikutnya, M. Nassir Agustiawan yang juga menjadi pembicara menjelaskan aspek hukum bullying.
Baca Juga: IPK Jeblok, 432 Mahasiswa Kota Cilegon Dicoret dari Penerimaan Beasiswa Full Sarjana
Ia menguraikan bahwa perundungan baik verbal, fisik, maupun sosial bisa masuk ke ranah pidana apabila terbukti merugikan korban.
“Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pihak sekolah untuk mengenali tanda-tandanya sejak awal agar dapat mengambil tindakan preventif secara hukum,” ungkapnya.
Seminar juga membahas masalah pengawasan penggunaan gadget oleh anak. Orangtua diajak lebih bijak dalam memberikan akses media digital, karena penggunaan perangkat tanpa kontrol dapat membuka peluang cyberbullying.
Diskusi dilanjutkan sesi tanya jawab, dimana wali murid menanyakan perundungan yang terjadi di luar lingkungan sekolah.
Para pemateri menekankan bahwa penanganan bullying harus dilakukan secara kolaboratif antara masyarakat, sekolah dan orangtua untuk mencapai efek yang maksimal. ***















