BANTENRAYA.COM – Civitas akademik Universitas Bhakti Kencana (UBK) melakukan penyuluhan gizi dan anemia pada remaja di Bandung.
Penyuluhan ini dilakukan oleh Tim Dosen yang terdiri dari Ade Handriati, Maria Oktavianti, Trijani Moedjiherwati, Bekti Handayani, Eva Desi Hamidah, Marwati.
Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa dari kelompok 22 kuliah kerja nyata (KKN) tematik UBK yang terdiri dari 20 orang.
Baca Juga: 3 Bapaslon Pilkada Cilegon Memenuhi Syarat, Tim Siap Geber Sosialisasi
Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Al-Istiqomah, Rt01/Rw03, Dusun Papak Serang, Desa Serangmekar, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung ini diikuti oleh 30 orang.
Kegiatan penyuluhan kesehatan ini mengangkat tema “Penyuluhan Gizi dan Anemia pada Remaja”, yang diawali dengan dilaksanakannya pre-test untuk mengetahui sejauh manakah pengetahuan audiens sebelum dipaparkannya materi.
Bekti Handayani, Dosen UBK dalam paparannya mengenai gizi seimbang pada remaja menyampaikan, gizi seimbang adalah kekurangan gizi pada remaja dapat berdampak pada stunting, penurunan kecerdasan, penurunan kemampuan belajar, daya tahan tubuh menurun, penurunan produktivitas kerja dan risiko jangka panjang pada masa kehamilan.
Baca Juga: Cuss Cobain! Mie Bangladesh dan Mie Thailand di Kota Cilegon, Murmer dan Pasti Kenyang
Dalam kesempatan itu, Bekti juga menjelaskan mengenai perubahan yang terjadi pada remaja, diantaranya adalah puberitas yang berasal dari kata latin yaitu pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.
“Selain tanda seksual sekunder tersebut, pubertas juga ditandai dengan kemampuan bereproduksi,” katanya.
Sedangkan dalam Permenkes 2014 menyebutkan bahwa gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Baca Juga: TAMAT! Perfect Family Episode 11 dan 12 Sub Indo: Jadwal Tayang dan Link Nonton Bukan Bilibili
Sedikitnya ada empat pilar gizi seimbang, yaitu konsumsi aneka ragam pangan, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik dan memantau berat badan secara teratur.
Di lokasi yang sama, Marwati, Dosen UBK yang juga pemateri menyampaikan mengenai anemia pada remaja.
Bahwasanya remaja yang mengalami anemia berisiko lebih tinggi mengalami masalah kognitif, dan fisik yang dapat mempengaruhi prestasi akademik mereka.
Baca Juga: Tiga Kader PDIP Diusulkan Jadi Ketua DPRD Lebak, Juwita Tidak Termasuk
Kemudian diakhir acara, mengadakan kegiatan pembuatan produk makanan bergizi yaitu telor gabus dari daun kelor.
Daun kelor dikenal sebagai salah satu superfood yang kaya akan nutrisi, seperti protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi.
Selain telor gabus, peserta juga diajarkan cara membuat es lumut kurma daun kelor.
Baca Juga: Imbas Judol dan Pinjol Ratusan Pasutri di Lebak Bercerai
Es lumut ini merupakan minuman segar yang terbuat dari daun kelor, kurma dan bahan-bahan lainnya yang kaya akan nutrisi.
Senada disampaikan Ketua Pelaksana Muhammad Rifki Sabilah yang mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah hadir, serta para remaja yang telah antusias mengikuti acara hingga berakhir. ***















