BANTENRAYA.COM – Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS CM) ternyata menggandeng Bank Permata untuk pengelolaan dana honor Pengurus RT dan RW di Kota Cilegon.
Untuk bisa memudahkan pencarian atau pengambilan uang tanpa ke Bank, pihaknya menggandeng Bank Permata untuk Anjungan Tunai Mandiri atau ATM pada RT dan RW.
Adanya kerjasama dengan Bank Permata tersebut karena secara infrastruktur BPRS CM belum memiliki ATM sebagai alat tukar dan transaksi uang.
BACA JUGA: Polemik Swarna Tembong City, Pemkot Serang Panggil Konsumen, Developer dan BTN
Kepala Kas BPRS CM Pasar Kranggot Eni Nuraeni menjelaskan, sudah ada 5 kecamatan pengurus RT dan RW yang membuat rekening BPRS CM, 5 kecamatan tersebut yakni Cibeber, Cilegon, Jombang, Purwakarta, dan Citangkil, sementara sisanya masih da Grogol, Ciwandan dan Purwakarta. Pihaknya membenarkan jika dalam hal ATM masih menggunakan Bank Permata. Artinya saat pembukaan rekening selain BPRS CM juga dibuka rekening Bank Permata.
“Nah, untuk ATM memang kami gandeng Permata, tapi Permata juga sangat menarik sih, karena dia bisa dipakai di semua ATM bersama, terus juga bisa ditarik di Indomaret, terus juga dia tanpa biaya administrasi, bisa berturut-turut ditarik tanpa biaya admin, juga bisa sampai dengan nol saldonya, gitu. Jadi kita dari kecamatan ke kecamatan itu buka BPRS dan buka Permata, dua sekaligus bersamaan gitu. Iya-iya, (transfer BPRS CM ke Permata-red). Jadi dari uang itu kan di BJB nih, RKUD, khusus daerah itu kan di BJB, ya kan. Dari BJB, honor mereka itu baru dikirimkan ke BPRS,” katanya.
Jika RT dan RW tidak ingin membuat rekening pertama atau tidak membutuhkan ATM ingin menarik langsung ke BPRS CM, jelas Eni, hal itu juga diperbolehkan. Artinya, pemerintah atau BPRS CM memberikan keleluasaan bagi pengurus RT dan RW.
“Nah, BPRS ngisi ATM mereka masing-masing di permata, gitu. Sebetulnya RTRW juga kalau pilihan yang nggak mau pakai ATM nggak masalah, diambil langsung di BPRS, tapi manual, gitu kan. Atau ada juga sih yang memang nggak mau, saya nggak mau buka ATM, udah kebanyakan. Lagian saya nggak begitu prioritas untuk mengambil, biarin aja buat nabung, ada yang kayak gitu, jadi uangnya disimpan aja di BPRS, kapan-kapan deh diambilnya,” jelasnya.
Eni menyampaikan, untuk program sendiri sekarang masih sepenuhnya mengurus administrasi rekening. Nantinya pada 2026 program atau pencairan lewat BPRS CM bisa dilakukan. .
“Belum, belum. Karena kalau pencairan mungkin serempak sih. Serempak karena kan harus ada launching dulu nanti dari walikota,” jelasnya.
Soal dana hibah, tegas Eni, pihaknya hanya mengurus administrasi pembuatan rekening saja. Artinya tidak ada hal yang ribet. Sebab, soal syarat, dokumen dan lainnya itu sudah diurus di Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kota Cilegon.
“Itu semua perlengkapannya sudah ada di Kesra. Karena Kesra yang punya kewenangan (mekanisme-red) menunjuk mana yang cair gitu kan, mana yang sesuai dengan pembukuan, ya kan Kesra. Nah di BPRS lah mereka tinggal ambil uangnya aja gitu. Sebetulnya untuk BPRS buka rekening sesuai data dari Kesra gitu, lebih gampang jadi,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua RW Fatullah yang sekaligus pengurus masjid di Kelurahan Purwakarta, Kecamatan Purwakarta menyatakan, untuk pencairan hibah masjid cukup lumayan sulit. Dimana butuh banyak materai sebagai persyaratan dan cukup sulit saat tandatangan pencairan.
“Materai saja saat pencairan itu butuh 10 lembar. Belum lagi kalau salah tantangan itu harus diulang terus sampai benar-benar tanda tangan sesuai. Padahal itu kan seharusnya tidak dibuat sulit,” katanya.
Fatullah menyampaikan,untuk honor RT dan RW sendiri dirinya belum mengubah rekening baru ke BPRS CM. Namun, menurut penuturan sejumlah cerita temannya ATM BPRS CM tidak ada melainkan menggunakan ATM bank swasta.
“Kalau RT dan RW di Purwakarta itu belum karena nanti ada pemilihan serentak. Namun, kalau berdasarkan informasi yah seperti itu sulut karena tidak ada ATM, ada juga ATM bank swasta yang masih sedikit lokasinya,” ujarnya. ***














