BANTENRAYA.COM – Pemerintah Desa atau Pemdes Kadugenep, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang membudidayakan 800 ayam petelur untuk meningkatkan perekonomian desa.
Budidaya tersebut dipilih sebagai program ketahanan pangan dan usaha yang bisa meningkatkan pendapatan asli desa atau PADes, serta untuk mendukung program makan bergizi gratis atau MBG.
Kepala Desa Kadugenep Muhammad Aopidi mengatakan, kegiatan budidaya ayam petelur tersebut bisa berkembang dan berkontribusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ada sebanyak 800 ekor ayam petelur yang kita budidayakan saat ini, hasilnya memang belum terlihat. Tapi adanya budidaya ini bisa meningkatkan perekonomian di masyarakat,” ujarnya, Selasa, 4 November 2025.
Ia menjelaskan, budidaya ayam petelur tersebut dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes Maju Bersama dengan mengalokasikan anggaran sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau APBDes 2025.
BACA JUGA: Dinkop UKM Kota Cilegon Sisir Aset Pemkot, Masih Ada Koperasi Merah Putih Belum Punya Gerai
“Budidaya ini sebagai bentuk mendukung program ketahanan pangan yang ada di desa. Kenapa kita pilih budidaya ayam petelur? Karena risikonya tidak terlalu tinggi dan pangsa pasarnya besar,” katanya.
Aopidi menuturkan, telur-telur yang dihasilkan nantinya akan disuplai untuk kebutuhan makan bergizi gratis atau MBG, sehingga untuk memasarkannya tidak terlalu sulit.
“Kedepan kita akan menambah jumlah ekor ayam supaya perekonomiannya semakin meningkat. Sehingga usaha-usaha yang ada di desa semakin baik,” jelasnya.
Ketua BUMDes Maju Bersama Dede Saepul Haris mengatakan, budidaya ayam petelur bisa membuka peluang bisnis bagi masyarakat Desa Kadugenep.
“Progran ini sudah menjadi arahan dari Pemerintah Pusat, jadi karena peluang bisnisnya sangat terlihat maka budidaya ayam petelur ini bisa meningkatkan perekonomian di desa,” ujarnya.
BACA JUGA: Koperasi Kodanua Pertahanan Bisnis Lama, Ogah Sentuh Sektor Tambang
Ia menjelaskan, adanya program MBG juga akan mempermudah pemasaran telur-telur yang dihasilkan karena kebutuhan untuk program tersebut sangat besar.
“Kalau satu dapur butuh 3.000 telur per hari, maka kebutuhannya sangat besar. Maka bisnis ayam petelur ini bisa menunjang adanya program MBG tersebut,” paparnya.***



















