BANTENRAYA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang melakukan uji coba serentak sirine peringatan tsunami di enam titik lokasi.
Uji coba tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman tsunami yang berpotensi terjadi di tiga Kecamatan. Pada uji coba tersebut ada dua sirine yang tidak bunyi karena terkendala jaringan.
Hotman Siregar mengatakan, dari tiga Kecamatan tersebut ada enam titik lokasi yang menjadi tempat uji coba sirine peringatan dini tsunami.
BACA JUGA: Pemkot Serang Resmi Akhiri Kerja Sama dengan PT Pesona Banten untuk Pengelolaan Pasar Induk Rau
“Di SMP 1 Anyar, di Desa Bulakan, Kantor Desa Karang Suraga, Kecamatan Cinangka. Kemudian di Kecamatan Puloampel ada di Desa Argawana Desa Sumuranja, dan desa Salira,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 27 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, sebelum melakukan uji coba tersebut! BPBD melakukan sosialisasi terlebih dahulu terhadap warga untuk mengantisipasi adanya warga yang takut akibat suara sirine.
“Kita sudah beritahukan kepada warga sekitar dan khususnya kepada kepala desa. Kemudian kita koordinasi dengan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), mereka sempat meminta supaya tidak dibunyikan saat weekend,” katanya.
Hotman menuturkan, saat melakukan uji coba ada dua sirine yang tidak aktif sehingga tidak bisa mengeluarkan suara yang jelas karena terkendala dengan sinyal.
“Desa Sumuranja, dan Desa Salira tidak aktif, jadi suaranya enggak sampai radius 2 kilometer. Ini akan menjadi perhatian dari pusat karena mungkin terkendala karena jaringan,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, adanya sirine peringatan dini tsunami tersebut sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kewaspadaan bagi masyarakat dan pariwisata.
“Jadi masyarakat enggak perlu takut ada suara itu karena kita sedang melakukan uji coba. Adanya Sirine ini justru sangat membantu untuk meningkatkan keselamatan,” paparnya.
Sirine peringatan tsunami tersebut akan bunyi secara otomatis jika daerah tersebut berpotensi aka ada tsunami.
“Kalau ada potensi bisa langsung bunyi, dan pusat pengendalinya ada di BPBD Provinsi. Kalau sudah bunyi masyarakat bisa persiapan untuk evakuasi,” tuturnya. ***













