BANTEN RAYA. COM – Pemprov Banten melalui Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten menyampaikan, bahwa adanya penurunan hasil panen padi di Banten. Hal ini disebabkan karena adanya efek El Nino yang sempat melanda Banten.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten pun mencatat, produksi padi di Provinsi Banten pada tahun 2024 ini mengalami penurunan dari periode tahun sebelumnya. BPS menilai, salah satu penyebab penurunan produksi padi itu dikarenakan curah hujan yang rendah.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid. Dirinya menyebutkan bahwa penurunan hasil panen bukan hanya terjadi di Provinsi Banten, akan tetapi hampir semua pulau Jawa.
“Ini kan angka sementara. Angka sementara BPS berarti hitungannya itu angka realisasi Januari sampai dengan September,” kata Agus, Rabu (6/11/2024).
“Kasus penurunan hampir terjadi di semua provinsi di Pulau Jawa. Ini karena masih ada efek El Nino. Efek El Nino tahun 2023,” sambungnya.
Baca Juga: Dishub Banten Kewalahan Tertibkan Angkot Bodong
Agus menuturkan, luas panen di bulan Januari 2024 hanya 2.530 hektar. Dan sementara pada tahun 2023 yakni 17.850 hektar. Kemudian, Februari 2024 pun hanya tanam seluas 7.650.
“Nah, sementara tahun kemarin, tahun 2023-nya tinggi, 42.610 (hektar, red). Bahkan di tahun 2024 ini, di bulan Maret kecil juga hanya 23.370. Sementara di bulan Maret tahun kemarin 60.130,” jelasnya.
Agus juga menyebutkan bahwa, hasil panen pada bulan Januari sampai Maret terhitung kecil, sebab pada empat bulan sebelumnya yakni September hingga Desember 2023 masih pada puncak El Nino yang mengakibatkan kurangnya aktivitas tanam.
“Di bulan Oktober juga kan masih puncak El Nino. Ada tanam kecil,” katanya.
Agus menjelaskan, Banten mulai tanam dengan skala lebih luas pada Januari 2024 lalu. Hal tersebut terbukti pada hasil panen April yang terbilang cukup tinggi ketimbang beberapa bulan sebelumnya.
“Mulai tanam itu kita di bulan Januari hujan mulai turun. Nah, Januari itu disini bisa kelihatan 4 bulan berikutnya di bulan April. Lihat di bulan April, angka panen kita tinggi sekali 63.090 (hektar, red),” jelasnya.
Baca Juga: Ditinggalkan Pengembang, Pemkab Serang Ambil Alih 12 PSU Perumahan
Sementara itu, terpisah, Kepala BPS Provinsi Banten, Faizal Anwar saat melakukan ekspos akhir pekan kemarin mengatakan, berdasarkan laporan dari BMKG, selama bulan Juni – September 2024, prakiraan curah hujan di Banten pada umumnya masuk kriteria rendah dengan intensitas 51-100 mm yang meliputi sebagai besar wilayah produksi padi seperti Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang.
“Produksi padi mengalami penurunan sebesar 0,31 juta ton, di subround I (Januari –April) 2024 dan sebesar 0,01 juta ton di subround II (Mei–Agustus). Kemudian mengalami potensi kenaikan sebesar 0,16 juta ton di subround III (September–Desember). Tapi untuk angka subround III itu merupakan angka sementara karena menggunakan angka luas panen Sep 2024 dan potensi luas panen Okt–Des 2024 serta rata-rata produktivitas SR III 2018–2023,” jelas Faizal.
Ia menjelaskan, jika ditarik secara general, total produksi padi padi tahun 2024 diperkirakan mencapai 1,52 juta ton atau mengalami penurunan sebesar 0,16 juta ton atau 9,61 persen dibanding tahun 2023.
Penurunan produksi padi itu, berakibat pada penurunan produksi beras yang diperkirakan mencapai 0,87 juta ton pada 2024 atau mengalami penurunan sebesar 0,09 juta ton atau 9,61 persen dibanding tahun 2023.
“Sedangkan untuk total luas panen padi tahun 2024, diperkirakan mencapai 298,84 ribu hektare atau mengalami penurunan sebesar 12,36 ribu hektare (3,97 persen) dibanding tahun 2023,” ucapnya.
Baca Juga: Terbukti Cemari Ciujung, Perusahaan di Cikande Ditutup
Dikatakan Faizal, beberapa penyebab penurunan luas panen dan produksi padi itu seperti adanya kondisi gagal panen di beberapa wilayah sentra padi akibat banjir pada bulan Mei 2024 serta akibat kekeringan dan adanya serangan hama, terutama pada bulan Agustus–September 2024. Kondisi ini, secara simultan menyebabkan perjalanan fase tumbuh padi yang diawali dari fase tumbuh vegetatif awal hingga panen menjadi tidak optimal.
Kemudian penurunan luas panen padi yang cukup besar pada bulan Januari-Maret tahun 2024 disebabkan adanya dampak lanjutan El Nino pada subround 3 tahun 2023 yang menyebabkan rendahnya luas tanam di subround tersebut sehingga berdampak pula pada rendahnya luas panen padi di subround 1 tahun 2024 khususnya pada bulan Januari hingga Maret 2024.
“Berdasarkan hasil survei ubinan, angka produktivitas padi pada tahun 2024 juga terpantau lebih rendah dibandingkan tahun 2023. Produktivitas tertimbang GKG pada tahun 2024 sebesar 51,01 kwintal/hektar atau mengalami penurunan sebesar 3,18 kwintal/hektar (turun 5,87 persen, red) dibanding tahun 2023.Penurunan luas panen dan produksi padi tidak hanya terjadi di Provinsi Banten namun juga terjadi di hampir seluruh wilayah pulau Jawa,” pungkasnya. (***)

















