BANTENRAYA.COM – Nasib ditentukan oleh tangan sendiri, nampaknya ungkapan tersebut menggambarkan Taufik Mauludin 37 tahun yang sukses mejadi bos konveksi di Kota Serang dengan omzet rata-rata sebesar Rp700 juta per bulan.
Usaha konveksi bernama Tamfaris yang ia rintis sejak tahun 2016 tersebut, kini mampu memproduksi lebih dari 5.000 pesanan tiap bulan, dengan harga jual mulai dari Rp55 ribu per pics.
Pria asal Tasikmalaya itu, memutuskan merantau ke Kota Serang pada tahun 2010 bersama pamannya. Untuk bertahan hidup, Taufik rela kerja serabutan mulai dari jualan tea jus, tembakau linting, produksi ager jelly, jualan kupat tahu dan menjadi juru parkir.
“Saya pernah kerja di parkiran yang di mall itu, jualan bakau lintingan dan kemudian bangkrut, jualan agar jelly ke warung-warung, dan jualan kupat tahu akibat pasarnya kurang jadi tutup juga,” kata Taufik kepada Bantenraya.com, di Jalan Yusuf Martadilaga Serang Nomor 22, Benggala, Cipare, Kota Serang, Minggu 18 Agustus 2024.
Baca Juga: Airin Disarankan Gunakan PKB untuk Maju di Pilgub Banten
Semangat pantang menyerah itupun berbuah hasil, Taufik melihat peluang manis usaha konveksi pada tahun 2016. Berawal dari sang adik yang menjual topi bordiran.
“Dan akhirnya saya coba jualan, dan mulai mendapatkan keuntungan yang kemudian diputarkan kembali menjadi modal usaha akhirnya punya karyawan satu dua kdang dengan konsumen yang beragam,” papar pria lulusan SMA sederajat tersebut.
Layanan yang diberikan Tamafaris Clothing diantaranya sablon, bordir, plastisol, DTF, dan print sublim dengan menggunakan mesin tercanggih.
“Saya melihat ini peluang bagus karena bisa dibilang pesaingnya sedikit, kalau di segmen custom baju, karena rata-rata para pesaing itu hanya menyediakan satu macam saja sementara kita lengkap,” paparnya.
Saat ini Taufik mampu membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat di Kota Serang, tercatat ada oleh 30 orang karyawan yang bekerja di Tamfaris Clothing.
Taufik mengatakan, dominasi penjualan konveksi miliknya berada diluar daerah Banten, sebab ia fokus pada penjualan secara online misalnya melalui platform shopee dan lain sebagainya.
“Kalau segmen di pasar Kota Serang saja itu hanya 30 sampai 40 persen, sedangkan untuk menambah omzet tentu saja harus ekpasni ke luar daerah. Ada yang ke Kalimantan, sampai Papua juga sering melakukan pemesanan di kami,” terang Taufik.***















