BANTENRAYA.COM– Ratusan industri penggilingan padi di Kabupaten Serang belum sertifikasi Pangan Segar Asal Tumbuhan atau yang disingkat dengan PSAT.
Hal tersebut terungkap saat sosialisasi keamanan pangan yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang pada Kamis 10 Agustus 2025.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPP Kabupaten Serang Mumun Munawaroh mengatakan, terdapat 1.600 an industri penggilingan padi yang tersebar di seluruh Kabupaten Serang.
Baca Juga: Tim Pencak Silat Lebak Borong 12 Emas di Kejurnas 2025, Siap Tancap Gas Menuju POPDA Cilegon
“Jumlah penggilingan padi Kabupaten Serang berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) ada 1600-an. Tapi yang baru sertifikasi PSAT masih kurang dari 50 persen,” ujarnya di ruang kerjanya.
Ia menjelaskan, minimnya penggilangan padi yang tersertivikasi PSAT menjadi pekerjaan rumah (PR) besar Pemkab Serang untuk mewujudkan keamanan pangan.
“Di Desa Beberan Ciruas sudah mulai banyak mendaftar PSAT, cuman ada kendala di tata ruang. Karena namanya industri penggilingan padi menurut tata ruang harus berada di kawasan industri,” katanya.
Baca Juga: Agrowisata: Wajah Baru Kota Serang, Banten
Mumun menuturkan, masih banyak pengusaha penggilingan padi yang belum mengetahui tata cara dan mekanisme melakukan sertivikasi PSAT.
“Mungkin karena ketidaktahuan aja informasi, kalau sudah PSAT berarti pengusaha pangannya terjamin dan usahanya juga bisa lebih luas. Karena salah satu persyaratan menu MBG (makan bergizi gratis) juga itu berasnya sudah harus punya register PSAT,” jelasnya.
Pada momen sosialisasi keamanan pangan tersebut, pihaknya juga terus-terusan mengajak kepada pengusaha penggilingan padi supaya bisa melakukan ferivikasi PSAT.
Baca Juga: Lowongan Kerja PT Forisa Nusapersada Terbaru Agustus 2025, Terbuka untuk Lulusan SMA
“Yang jelas pada momen ini kita mengajak kepada teman-teman yang belum mengurus PSAT. Jika sudah teregister mereka akan terus dapat pembinaan,” paparnya.
Ia mengungkapkan, sosialisasi keamanan pangan tersebut dilakukan untuk meminimalisir beras oplosan yang dijual ke gerai sembako dan toko-toko lainya.
“Yang jadi masalah sekarang adalah beras hajatan yang berpotensi di jual di warung-warung,” tuturnya.***