BANTENRAYA.COM – Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Banten menyebut kondisi industri perhotelan kini bisa menghela nafas, lantaran keran efisiensi mulai dibuka kembali meski belum sepenuhnya.
Ketua PHRI Banten Ashok Kumar mengatakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menetapkan batas maksimal biaya penginapan perjalanan dinas bagi pejabat negara hingg Rp9,33 juta per malam. Aturan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 32 Tahun 2025 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2026.
“Tadinya kan di tutup itu, sekarang sudah dibuka, kami ucapkan terima kasih karena sudah dibuka, jadi sekarang perjalanan dinas itu akan mendapatkan anggaran Rp3-9 juta,” kata Ashok kepada Bantenraya.com, Selasa 3 Juni 2025.
Menurutnya, kondisi perhotelan di Banten saat ini masih bisa terus bertahan, bahkan cenderung mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.
“Mungkin ada di daerah lain yang hotelnya sudah PHK dan di Banten tidak ada bahkan perhotelan tumbuh di Banten, ada grand mercure, grand keisha, dan sudah di bangun,” paparnya.
Baca Juga: Kalender di Bulan Juni 2025, Intip Momentum Nasional yang Harus Kamu Tahu
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Banten pada April 2025 mencapai 45,90 persen, atau meningkat 8,76 poin persen dibandingkan bulan Maret 2025 yang sebesar 37,14 persen.
Peningkatan TPK ini disebabkan oleh tingkat penghunian kamar yang naik pada seluruh kelas hotel bintang.
Ashok mengaku, industri perhotelan di Banten mengalami perang tarif, namun tidak sampai menjatuhkan harga kamar dibawah rata-rata.
“Menang price war ini terjadi, namun kalau sampai cuci gudang misalnya di wilayah tertentu kita belum sampai sana, hal ini dilakukan karena hotel juga butuh untuk memenuhi kebutuhan operasional bisa Rp100 juta kalau hotel besar,” papar Ashok.
Terkait dengan kebijakan laranan melakukan studi tour keluar daerah Ashok juga menilai kebijakan tersebut masih dalam taraf wajar, selama tidak menyebut objek perhotelan.
Baca Juga: Penjelasan Dinsos Lebak Soal Banyaknya Kasus Kepesertaan BPJS PBI Dinonaktifkan Tiba-tiba
“Intinya jangan sampai ternina bobo kan dengan efisiensi anggaran, bagaimana pun harus terus berinovasi, dan bagaimana kita bisa menerobos badai ini, yang bahkan pernah dilalui saat Covid kemarin,” kata Ashok.(***)