BANTENRAYA.COM – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Kota Cilegon mengungkap sejumlah sebab yang menyebabkan banjir terjadi di sejumlah wilayah di Koa Cilegon.
Kurang lebih ada 6 permasalahan menyebabkan banjir terjadi dan harus ditangani yakni debit air dari arah Mancak besar, gorong-gorong nasilan sempit, sampah yang enyumbat, penyempitan aliran air gegara bangunan rumah warga, tembok penahan tanah belum merata sepanjang aliran sungai dan tandon yang belum berfungsi maksimal, serta masih ada besi bekas pipa yang melintas.
Dikatahui, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon rincian total 598 warga tersebut yakni Lingkungan Sambirata 220 KK, PCI Blok B 108 KK, Lingkungan Jerang BArat 98 KK, Lingkungan Kalang Anyar 92 KK dan Perumahan Griya Praja Mandiri 10 KK.
Kepala DPUPR Kota Cilegon Tb Dendi Rudiatna mengungkapkan, pihaknya sudah turun kelapangan untuk mengecek berbagai permasalah. Dimana, sebenarnya secara garis besar indicator banjir sebenarnya udah bisa diatasi. Hal itu dibuktikan dengan banjir yang hanya berlangsung 2 asmpai 3 jam tidak lebih dari itu.
Baca Juga: 628 Kepala Keluarga di Cilegon Terkena Dampak Banjir
“DPUTR Sudah berhasil mengantisipasi indikatornya banjir misalnya peninggian saluran dengan pasangan di sungai Cibeber titik Praja, Sambirat bisa meminimalkan banjir di praja. Menormalisasi sungai secara rutin dari endapan,” katanya, Kamis (9/1).
Dendi menyatakan, untuk gorong-gorong yang sempit hanya 2,5 meter dibandingkan bahu sungai yang mencapai 12 meter akan diusulkan ke pusat untuk membongkar dan menambahnya.
“Luapan Sungai Cibeber disebabkan juga gorong-gorong jalan nasional samping BRI atau PCI depan Laguna terlalu kecil dibandingkan lebar sungai. Lebar sungai hampir 12 m, sementara lebar gorong-gorong hanya 2,5 meter. Lalu pipa yang melintas yang sudah hanya tinggal besinya saja itu juga kami sudah mintakan akan kami potong,” ucapnya.
Termasuk, lanjut Dendi, ada 5 tandon di Kota Cilegon yang sebenarnya belum berfungsi secara baik. Dimana, belum ada pompa untuk menguras air agar saat hujan kondisi tandon bisa menampung debit air yang lebih banyak.
“Jadi memang butuh untuk adanyya 1 tandon 5 pompa. Sebelum hujan atau musimnya datang tandon dikosongkan untuk menampung debit air lebih besar. 2 hektar tandon itu bisa sekitar 40 meter kubik,” ujarnya.
Baca Juga: GP Ansor Banten akan Buka Posko Pengaduan Proyek PIK 2
Disisi lain, di Sungai Cibeber sebenarnya masih ada 9 titik TPT yang harusnya dibangun pada 2024. Namun, sekarang baru dibangunkan 4 titik.
“Masih kurang 5 titik lagi untuk TPT. Jadi itu nanti akan dilanjutkan lagi,” pungkasnya. (***)