BANTEN RAYA – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Cilegon menyayangkan tradisi pantun yang perlahan mulai terkikis dari generasi muda.
Tidak hanya pantun, pelajaran peribahasa juga mulai ditinggalkan secara perlahan-lahan.
Kepala DPK Kota Cilegon Ismatullah Syihabudin mengatakan, pantun dan peribahasa yang mulai ditinggalkan ini menjadi tanggung jawab DPK untuk mengisi kekosongan yang terjadi.
“Padahal zaman saya sekolah itu (pantun_red) menjadi wajib dihafal, pantunnya bisa dibuat kapan saja dan di mana saja, tetapi pembelajaran ini sebagai bentuk tanggung jawab kita dan DPK membidik masalah ini,” kata Ismat panggilan akrab Ismatullah pasca jeda kegiatan Workshop Pantun Internasional di Aula DPK Cilegon, Selasa (20/2).
Ismat menjelaskan, DPK bertanggung jawab untuk memberikan pelajaran dan membina generasi muda agar kembali dan sadar serta terbiasa dengan tradisi pantun.
Menurutnya, tradisi pantun yang mulai terkikis di kalangan generasi muda bukan sepenuhnya kesalahan mereka.
Baca Juga: Hanya Punya Anggaran Subsidi Rp144 Juta, Disperindag Siapkan Dua Opsi Untuk Tekan Harga Beras
“Jadi saya tidak akan menyalahkan anak muda, kita sebagai orangtuanya mungkin kurang membimbing mereka. Maka dengan acara ini kita secara formula mulai care terhadap pantun,” ungkapnya.
Ia menerangkan, kegiatan workshop pantun ini bertujuan supaya masyarakat Cilegon dapat memberikan kritikan dan masukan kepada pemerintah dengan bahasa yang santun.
Sebab, paparnya, pantun bukan saja sebagai alat komunikasi, tetapi juga bisa menyisipkan nasihat atau wejangan dengan bahasa yang baik.
“Endingnya agar masyarakat Cilegon bisa berbicara, menyampaikan pendapat secara halus berdasarkan kata-kata yang sopan,” tegasnya.
“Karena workshop pantun ini akan membuat sindiran-sindiran kepada siapapun tetapi secara elok dengan etika yang baik, karena ini sudah mulai ditinggalkan oleh generasi sekarang,” lanjutnya.
Ia menuturkan, generasi muda saat ini menyampaikan pendapat atau memberikan kritik kepada pemerintah dengan kata-kata seadanya.
Baca Juga: Berpotensi Salip Malaysia di Ranking FIFA, Peringkat Timnas Indonesia Diprediksi Terus Menanjak
Oleh karena itu, sambungnya, kedepannya DPK akan mengumpulkan seni sastra pantun yang asli milik Wong Cilegon.
“Di Cilegon sebetulnya ada, cuman sedang kita gali, kita kumpulkan pantun-pantun, bahasa nasihat orang tua yang ada di Cilegon ini, semoga suatu saat nanti menjadi buku,” tuturnya.
Sementara itu, Walikota Cilegon Helldy Agustian mengapresiasi kegiatan workshop pantun yang diadakan DPK yang bekerjsama dengan Gabungan Komunitas Sastra Asean (Gaksa).
Helldy mengatakan, dalam kegiatan ini pihak DPK dapat menghadirkan salah satu pembicara yang merupakan sastrawan dari Singapura.
“Ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar literasi-literasi di Kota Cilegon bangkit kembali, lebih memaksimalkan generasi khususnya dalam rangka membangun SDM generasi emas 2045 ke depan,” ujar Helldy.
Ia berharap, acara tersebut dapat memberikan pembelajaran penting bagi masyarakat untuk melestarikan tradisi pantun.
“Bisa mengedukasi masyarakat secara langsung maupun mengedukasi para guru yang lain,” pungkasnya. (***)