BANTEN RAYA.COM – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Cilegon sedang menyiapkan dua opsi untuk menekan harga beras yang sedang meroket.
Dua opsi yang disiapkan Disperindag Kota Cilegon ini untuk menutupi anggaran subsidi yang hanya Rp144 juta dalam menangani kelonjakan harga, terutama beras.
Kepala Disperindag Kota Cilegon Andriyanti mengatakan, pihaknya saat ini sedang mempersiapkan upaya-upaya dalam mengatasi persoalan harga beras yang terus mengalami kenaikan.
“Maret ini kita ada bazar murah dan operasi pasar, karena memang di lapangan beberapa retail mengalami kekosongan stok beras premium, sedangkan beras SPHP dari Bulog pembeliannya dibatasi,” kata dia kepada awak media, Selasa (20/2).
Andriyanti menerangkan, bazar murah ini akan berfokus pada pengendalian harga beras yang saat ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat.
Baca Juga: Bitcoin Diprediksi Cerah Tahun ini, OJK Tegaskan Sudah Siap Awasi Aset Kripto
Melihat stok beras yang tidak banyak, menurutnya, pihak industri akan dilibatkan dalam bazar tersebut untuk memenuhi ketersedian stok beras saat bazar nanti.
“Karena di bazar itu kan nanti kita minta harga didiskon 50 persen, itemnya itukan beras, minyak, gula, dan terigu, itu kalau bisa harganya didiskon 50 persen,” ungkapnya.
“Kalau harga beras Rp17.000 per kg, kita minta 50 persen dari 17 ribu. Bazarnya kalau tidak ada halangan itu sebelum lebaran,” sambungnya.
Untuk operasi pasar, dikatakannya, akan dilakukan sebelum Ramadhan karena ada prediksi akan naik menjelang bulan suci tersebut.
Ia menjelaskan, operasi pasar ini akan memberikan subsidi pada beberapa item, mulai dari beras, minyak, terigu dan gula.
“Kalau di operasi pasar, itu kan kita ada anggaran sebesar Rp144 juta, nanti kita memberikan subsidi dari harga itu, kemungkinan subsidi itu sekira 25 persen dari harga biasanya,” tegasnya.
Baca Juga: Harga Sembako Melejit, Warga Pandeglang Serbu Operasi Pangan Murah
Senada dengan Andriyanti, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada Disperindag Kota Cilegon Achmad menyampaikan, kenaikan harga beras ini disebabkan dari berbagai macam faktor.
Achmad mengungkapkan, dari hasil survei yang sudah dilakukan kenaikan harga beras ini ditimbulkan karena beberapa agen mengalami kekurangan stok beras.
“Memang banyak dari daerah penghasil belum memasuki panen raya diakibatkan cuaca El Nino berkepanjangan,” ujar Achmad.
Menurut Achmad, El Nino yang panjang ini membuat terhambatnya masa tanam yang seharusnya bisa dilakukan pada dua bulan akhir 2023.
Di samping itu, sambungnya, faktor curah hujan yang cukup intens menyebabkan banjir di beberapa daerah di Jawa.
Baca Juga: Yandaki Oda Kapan Tayang? Ini Sinopsis Drama Turki yang Mirip Culpa Mia
“Ini juga menjadi penghambat pendistribusian barang. Hasil koordinasi kami kepada beberapa agen yang ada di pasar, mereka terus berupaya mencari dari berbagai daerah penghasil supaya dapat suplai walaupun memang harganya mengalami kenaikan,” pungkasnya. (***)