BANTENRAYA.COM – Warga Lingkungan Pegantungan, Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, jalan kaki ke kantor Walikota Cilegon mengadukan sulitnya mendapatkan bantuan pendidikan.
Sari Guniawati perempuan berusia 40 tahun yang berstatus ibu dari 2 orang anak mengatakan, dirinya datang dengan jalan kaki selama 1 jam lebih untuk ke Kantor Walikota Cilegon menemui Walikota Cilegon Robinsar mengadukan perihal sulitnya menerima bantuan pendidikan.
Sebelumnya, Sari telah mendatangi beberapa Organisasi Perangkat Daerah atau OPD untuk membantu biaya pendidikan anaknya yang bersekolah, namun tak ada jawaban yang pasti.
“Sengaja datang ke sini mau pengaduan biar anak saya dapat dibantu (Bantuan pendidikan). Saya sudah datang ke kelurahan, kecamatan, Dinsos, Dindik, Baznas, katanya gak bisa dan harus ke pihak Provinsi Banten. Terlalu jauh kalau saya ke sana, lebih baik saya jalan ke kantor Walikota agak dekat,” kata Sari kepada Bantenraya.com, Selasa 15 April 2025.
Baca Juga: Kenalkan Wisata Ujung Kulon, Mercedes Benz Club Banten Siap Jadi Tuan Rumah Jamnas 2026
Ia mengaku, kedatangannya berencana menghampiri Walikota Cilegon Robinsar atas saran tetangganya di wilayah Pegantungan Baru.
“Karena dari tetangga saya bilang coba minta bantuan pendidikan dan disabilitas ini sedang ditangani pak Wali (Robinsar), makanya saya ke sini jalan kaki,” ucapnya.
Anaknya yang kini tengah menempuh pendidikan kelas 12 di SMK As-Syuhada Al-Khairiyah Cilegon sempat tak dapat mengikuti ujian akhir, karena terhalang biaya tunggakan Sumbangan Pembinaan Pendidikan atau SPP.
Ibu 2 orang anak itu mengaku tak sanggup membayar total biaya SPP Rp9 juta dari awal masuk SMK.
Baca Juga: ASN dan APH Diminta Jaga Netralitas di PSU Kabupaten Serang
“Sudah 2 tahun seperti ini total biayanya 9 juta rupiah, itu sudah termasuk uang SPP, ujian, uang gedungnya, kelulusan. Kemarin sempat ga ikut ujian karena belum bayar, saya pinjam dulu sedikit yang ada bunganya,” ungkapnya.
Pekerjaan hariannya yaitu serabutan dengan gaji Rp30 ribu per hari, suaminya juga tak memiliki pekerjaan tetap, dan kedua anaknya bersekolah di swasta.
“Saya juga merawat kakak saya yang disabilitas buta, (kakak) sendiri ga punya istri dan anak. Kalau anak saya ada 2, yang satu lagi juga swasta masih SMP, karena kami ga keterima sekolah negeri karena ga masuk zonasi,” tuturnya.
Dirinya berharap, Walikota Cilegon dapat segera membantunya terkait perihal bantuan pendidikan.
Baca Juga: Koordinasi Adalah Kunci, Gubernur Andra Soni Apresiasi Kelancaran Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025
“Jawabannya InsyaAllah bakal ditanggapin langsung pihak Pak Wali, bakal diurus, mudah-mudahan anak saya bisa ikut ujian (Kelas 12 SMK) sampai lulus,” harapnya.
Selain itu, ia juga pernah mengajukan bantuan untuk kakaknya yang seorang disabilitas ke Dinsos Cilegon, namun bantuan tersebut baru dapat diberikan pada 2026.
“Waktu itu pernah minta tolong juga ke Dinsos untuk kakak saya yang disabilitas, itu pun keluar bantuannya katanya 2026,” pungkasnya.***