BANTENRAYA.COM – Madrasah Diniyah Mada Rijul’ulum yang berlokasi di Desa Binangun, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang mengalami kerusakan berat.
Madrasah tersebut sempat mengalami ambruk karena kayu-kayu genting sudah mulai lapuk akibat termakan usia sehingga kegiatan belajar-mengajar terpaksa diliburkan.
Kepala Madrasah Diniyah Mada Rijul’ulum Mufrodi mengatakan, bangunan tersebut belum tersentuh renovasi sejak dibangun pada tahun 2005 yang lalu.
Baca Juga: Turbulensi Asuransi Global Hantam Indonesia, Diprediksi Jadi Tahun Terparah
“Berdiri tahun 2005 lalu dan belum pernah direhab sampai sekarang, kondisinya kusen-kusen atap sudah medoyot dan sempat ambruk dua pekan yang lalu,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Senin 19 Mei 2025.
Ia menjelaskan, saat ini para siswa terpaksa tidak melakukan pembelajaran secara langsung lantaran tidak ada gedung yang bisa digunakan meski ujian kenaikan kelas akan segera dimulai.
“Kondisi bangku acak-acakan dan banyak yang rusak, sehingga dari pada membahayakan akhirnya mereka belajar di lantai. Sekarang anak-anak pada libur karena gedungnya tidak ada (rusak berat-red),” katanya.
Baca Juga: Tak Dapat Siswa Baru, 8 SMP Swasta di Kota Serang Gulung Tikar
Mufrodi menuturkan, untuk pembangunan dan renovasi madrasah hingga pengadaan sarana prasarana pihaknya membutuhkan dana sebesar Rp150 juta.
“Siswa ada 74 dan guru ada 6, kita sudah mengeluarkan 60 juta. Hasil masyarakat kurang lebih terkumpul Rp18 juta, sisanya donasi dari kepala desa, mantan kepala desa, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Sementara itu, Pj Kepala Desa Binangun Al Muksin mengatakan, perbaikan madrasah tersebut sangat mendesak untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Baca Juga: Wak Haji Tak Masuk Skuad Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen Ungkap Penyebabnya
“Yang pertama ini adalah atap atau baja ringan, yang kedua kayu-kayu jendela dan pintu yang sudah lapuk,” tuturnya.
“Kemudian yang ketiga mebeler yang sangat dibutuhkan karena sudah ketinggalan zaman,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kebutuhan mebeler untuk madrasah tersebut sekitar 80 unit termasuk kursi dan meja yang sangat dibutuhkan supaya siswa tidak belajar di lantai.
Baca Juga: Jateng Tegas Tak Setuju Anak Nakal Dikirim ke Barak Militer Ala KDM, Bagaimana dengan Banten?
“Kurang lebih dana yang kita butuhkan itu sebesar Rp150 juta supaya madrasah ini benar-benar jadi,” ujarnya.
“Sekarang mau enggak mau anak-anak diliburkan, paling bisa dititipin tugas yang dikerjain ke rumah,” tuturnya. ***