Jauh dari anak atau keluarga, banyak kakek-nenek yang sudah sangat bahagia saat para relawan Carenang Ringan Tangan (Carita) menemani mereka ngobrol. Nuraeni Shopiyah mendirikan komunitas itu dan memilih membantu para lansia karena baginya mereka kelompok paling rentan.
FOLLY AKBAR, Serang, Jawa Pos
TAK sekali dua kali dia mendapati respons mengharukan itu.
Berkali-kali, bahkan hampir tiap kali. Kakek-nenek yang menangis tiada henti saking senangnya ada yang masih peduli dengan mereka.
”Akhirnya, kami jadi kebawa suasana,” kata Nuraeni Shopiyah.
Mengharukan, sekaligus bagi Aeni, sapaan Nuraeni Shopiyah, mendatangkan kelegaan.
Sebab, itu berarti apa yang dia dan rekan-rekannya lakukan di Carenang Ringan Tangan (Carita) membawa arti. Juga mendatangkan kegembiraan.
Aeni mendirikan Carita sekitar lima bulan lalu. Carenang adalah nama kecamatan di Kabupaten Serang, Banten, tempatnya berasal. Ringan tangan artinya suka menolong atau membantu.
Carita berasal dari pergulatan batin atas kegelisahan Aeni sebagai kaum terdidik. Bertahun-tahun merantau sebagai mahasiswi Universitas Pasundan, Bandung, perempuan 23 tahun itu merasa perlu memberikan manfaat bagi orang lain sekembali ke daerah asal.
Pergolakan batin tersebut akhirnya menuntunnya pada pilihan membantu lansia (lanjut usia). Itu juga tak lepas dari kondisi di sekitar. Banyak lansia yang hidup sebatang kara dan tertekan secara ekonomi maupun psikis.
Aeni mencontohkan Nyai Jasem yang tinggal di Kampung Ciuguha. ”Sedih, udah tua. Gak punya temen ngobrol di rumah, sendirian. Kalo malem suka keingetan anak,” kata Nyai Jasem seperti ditirukan Aeni.
Para lansia itu, menurut Aeni, termasuk kelompok paling rentan. Sebab, secara fisik, mereka sudah tidak dapat berbuat banyak untuk mendapatkan penghasilan. ”Kadang mereka untuk makan aja susah,” tuturnya.